Umumnya pria kurang mengerti apa yang diinginkan wanita dalam seksualitasnya. Sang wanita juga menganggap bahwa mungkin karena pasangannya tidak mau mendengarkannya atau kurang peka dengan keinginannya. Memang tidak bisa sepenuhnya disalahkan pada kaum pria, mungkin juga hal ini karena wanita lebih tertutup dan takut bila dirinya dianggap lebih berpengalaman dari sang pria. Namun demikian, tampaknya kaum pria harus pula mengerti apa yang diinginkan wanita dalam berhubungan intim.
Mungkin hal ini seringkali terjadi pada Anda, dimana pilihan posisi sangat mempengaruhi gairah hubungan intim Anda. Umumnya posisi misionaris menjadi posisi awal hubungan Anda. Posisi pria di atas dan wanita di bawah ini merupakan posisi klasik. Tapi tahukah sang pria bagaimana perasaan wanita saat itu? Pria pada umumnya berpikir jika mereka melakukan penetrasi, maka pasangannya akan berteriak karena orgasme. Jadi tak heran bila pasangan Anda mempertahankan posisi itu.
Sebenarnya tidak demikian. Berapa kalipun pasangan Anda melakukan gerakan penetrasi ini, tak ada yang bakal terjadi kecuali bila klitoris Anda ikut dimainkan. Dan hal ini dari segi fisik tidak mungkin bisa dilakukan bila posisi si pria ada di atas. Gerakan penetrasi posisi misionaris pastilah membuat pria mengalami orgasme, tapi wanita membutuhkan perhatian pada bagian pinggir. Gerakan penetrasi tanpa henti sekalipun, tidak bakal menghasilkan orgasme.
Apa yang harus pasangan Anda lakukan? Berusahalah untuk kreatif. Jangan takut untuk menyarankan beberapa posisi yang berbeda. Percayalah, jika Anda hampir mengalami orgasme, pasangan Anda pasti mau melakukan apa saja. Cobalah doggie style atau Anda berada di atas. Bila memungkinkan lakukan penetrasi miring atau kaki Anda berada di bahunya. Kerahkan fleksibilitas Anda dan fleksibilitas pasangan Anda secara maksimal.
Gunakan tangan, penis atau lainnya yang bisa digunakan untuk merangsang klitoris, dalam posisi apapun Anda berdua melakukannya. Anda pun perlu menunjukkan dan memberitahu pasangan Anda bagaimana Anda menginginkan bagian bawah Anda disentuh. Jika Anda tidak memberitahu pasangan Anda, maka sebaiknya pasangan Anda menanyakan pada Anda. Perlu hubungan dan komunikasi timbal balik dalam hal ini.
Masalah lain yang sulit diungkapkan wanita adalah ia kurang mengetahui letak G-spotnya sendiri. G-spot akhirnya dianggap sebagai mitos belaka dan ini jelas merupakan ungkapan seorang pria yang yang telah berusaha dan gagal menemukan G-spot. Ini adalah hal yang lumrah. Coba saja Anda tanyalah pada tiga wanita apakah mereka memiliki G-spot? Mungkin Anda akan mendapatkan tiga jawaban yang berbeda. Sebagian orang ada yang yakin memiliki G-spot, ada pula yang merasa ragu memilikinya dan ada yang tidak menemukannya sama sekali.
?Saya tidak bisa menemukan G-spot saya sendiri,? demikian seorang netter satuwanita.com menanyakan hal itu pada saya. Mungkin Anda sudah tahu pasti bahwa G-spot terletak satu setengah hingga dua inci dari lubang luar vagina dan Anda belum menemukannya. Jelas ini bukan berarti juga Anda kurang mencari dan mencobanya karena memang G-spot bukanlah tombol ajaib yang serta merta menghasilkan orgasme.
Untuk mencapai area itu tetap Anda memerlukan rangsangan dan pemanasan yang cukup. Kecuali bila Anda mampu menunjukkannya, pasangan Anda boleh mengkonsentrasikan usahanya ke bagian-bagian anatomi yang lain yang lebih sukar dipahami.