Dalam kehidupan berumah tangga, seringkali seorang istri mengeluh karena memiliki suami yang egois. Bukan hanya dalam masalah yang umum, tetapi masalah yang sangat pribadi seperti seks pun si suami sangat egois. Tetapi apakah benar suami egois, sebab ada bahkan suami yang justru menganggap istrinya egois dalam masalah yang satu itu.
Pakar seksologi Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila menengahi masalah ini dengan menanyakan masalah ini kepada para suami. Berikut uraian masalah keegoisan seksual yang dtulis Dr. Wimpie dalam tabloid Senior.
Anda para suami, apakah Anda tergolong suami yang egois dalam urusan seks? Kalau pertanyaan ini saya ajukan, belum tentu Anda dapat menjawab dengan tepat, walaupun itu menyangkut diri Anda sendiri. Mengapa? Karena dalam urusan seksual orang boleh seringkali melakukan, tetapi belum tentu benar untuk kepentingan bersama dengan pasangannya.
Mungkin saja Anda menganggap diri Anda tidak egois, padahal menurut istri Anda sangat egois. Perbedaan seperti ini muncul, mungkin karena ketidakmengertian Anda mengenai seksualitas, khususnya seksualitas istri Anda.
Karena sikap egois suami, istri mungkin tidak cukup menerima rangsangan seksual, baik rangsangan pendahuluan maupun rangsangan yang diterima melalui hubungan seksual. Akibatnya istri merasa sakit ketika hubungan seksual berlangsung, sehingga gagal orgasme. Kalau keadaan ini berlangsung terus, akhirnya istri kehilangan dorongan seksual dan dapat mengalami vaginismus. Kalau terjadi vaginismus, maka hubungan seksual tidak dapat dilakukan.
Namun demikian tidak sedikit suami egois yang sebenarnya tidak mengerti, bahwa istrinya tidak pernah menikmati hubungan seksual. Suami tidak tahu masalah seksual yang dialami istrinya, karena mereka sendiri selalu dapat menikmatinya. Maka yang jadi soal sebenarnya bukan bagaimana istri harus memuaskan suami, melainkan bagaimana suami harus belajar dan berupaya memuaskan istri.
Kalau Anda termasuk suami egois, cobalah perhatikan beberapa saran berikut:
Istri juga makhluk seksual seperti Anda. Artinya, istri juga mempunyai dorongan seksual, dan mempunyai kebutuhan seksual yang juga memerlukan kepuasan. Jangan menganggap istri hanya obyek untuk memuaskan suami.
Banyak istri mengalami masalah seksual tetapi tidak berani mengungkapkan kepada suami. Ambillah inisiatif untuk mendapat pengakuan dari istri, apakah ia bisa menikmati hubungan seksual atau tidak. Selanjutnya Anda mempunyai kewajiban untuk memuaskannya, sebagaimana Anda selalu merasa puas setiap melakukan hubungan seksual.
Kalau Anda mengalami gangguan fungsi seksual, atau istri mengeluh tidak puas karena Anda mengalami gangguan fungsi seksual, segera atasi dengan cara yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kalau Anda melaksanakan ketiga saran di atas, yakinlah bahwa istri tidak akan kecewa, dan tidak akan menganggap Anda sebagai suami yang egois. Sebaliknya, kalau Anda tetap menjadi suami egois, bersiap-siaplah menghadapi dan merasakan akibatnya. Mungkin pada awalnya hanya istri yang mengalami akibat keegoisan Anda, tapi akibat lebih lanjut pasti Anda rasakan juga.
Istri yang kebetulan mempunyai suami egois akan lebih baik jika mengambil sikap dan tindakan seperti berikut ini:
Memberitahu suami apa yang Anda inginkan selama melakukan hubungan seksual, dan sampaikan kalau ada masalah seksual yang dialami. Ingatlah bahwa suami, seperti juga istri, tidak pasti mengerti tentang seksualitas.
Katakan terus terang kalau Anda menginginkan rangsangan pendahuluan.. Kalau ternyata suami tidak tahu melakukannya, atau kalau rangsangan yang diberikan tidak sesuai dengan keinginan, katakan juga terus terang.
Untuk mengatakan terus terang diperlukan komunikasi yang baik, misalnya dengan meminta suami membaca buku atau tulisan terkait, yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ajaklah suami mengikuti seminar atau ceramah yang diberikan oleh tenaga ahli.
Istri yang merasa suaminya mengalami gangguan fungsi seksual, jangan bosan menyarankan suami berkonsultasi kepada ahli, untuk mendapat pengobatan. Kalau suami tidak menanggapi, jangan menyerah. Bila perlu ajak dan temani suami mengatasi masalah seksualnya sampai normal kembali.
Ciri-ciri suami egois
Paling sedikit ada tiga kelompok suami yang tergolong egois, walaupun mungkin mereka tidak merasa demikian.
Kelompok pertama ialah suami yang tidak peduli kehidupan seksual istrinya. Mereka menganggap istri berkewajiban melayani dan memuaskan suami. Istri hanya dianggap obyek, sehingga tidak patut mengeluh apalagi menuntut. Tetapi mungkin juga kelompok suami seperti ini tidak merasa bahwa mereka egois.
Kelompok kedua ialah suami yang sebenarnya peduli dengan kehidupan seksual istrinya, tetapi karena tak mengerti mereka menganggap istrinya tak mengalami masalah seksual apa pun. Jadi mereka juga tidak merasa bahwa dirinya egois, padahal istrinya sudah sangat jengkel dan menganggap suami sangat egois.
Kelompok ketiga adalah suami yang peduli kehidupan seksual istrinya. Tetapi karena mengalami gangguan fungsi seksual, maka istri mengalami masalah. Sayangnya ketika istri mengeluh, mereka tidak berupaya mengatasi.
Termasuk jenis yang mana Anda?
Anda tergolong pada suami kelompok pertama, jika: Anda hanya memperlakukan istri sebagai obyek seksual. Anda hanya bisa menuntut agar istri dapat memberikan kepuasan seksual, tidak peduli apakah Anda dapat memberikan kepuasan seksual kepada istri. Kalau kemudian istri mengalami akibat hingga sering menolak hubungan seks, Anda menyalahkan istri dan menganggap tidak melakukan kewajibannya.
Anda tergolong suami kelompok kedua, jika: Anda memperhatikan kehidupan seksual istri. Anda tidak menganggap istri hanya sebagai pemuas suami. Anda tidak mengetahui bahwa istri sedang mengalami masalah seksual, istri juga tidak memberitahu bahwa dia mengalami masalah seksual. Anda tetap melakukan hubungan seksual seperti yang Anda kehendaki, tanpa mengetahui bahwa istri tidak dapat menikmatinya.
Anda tergolong suami kelompok ketiga, jika Anda tidak peduli pada kehidupan seksual istri. Anda menanggapi keluhan istri seakan-akan sebagai sesuatu yang tidak berarti. Anda tidak berupaya mengatasi keluhan istri, dan tetap saja melakukan hubungan seksual seperti yang Anda kehendaki.
Read More......