Bola Biru adalah istilah prokem yang mengacu pada rasa nyeri di testis yang terjadi bila darah yang memenuhi pembuluh darah daerah kelamin pria selama rangsangan seksual tidak dialirkan melalui orgasme. Saat seorang pria menjadi terangsang secara seksual, pembuluh nadi yang membawa darah ke daerah kelamin melebar, sementara pembuluh balik yang membawa darah dari daerah kelamin menjadi lebih sempit dibanding pada saat tidak terangsang.
Aliran darah yang tidak seimbang ini mengakibatkan bertambahnya jumlah darah yang ‘terperangkap’ dalam alat kelamin dan menyebabkan penis menjadi ereksi dan testis menjadi penuh dengan darah. Selama proses pembendungan dalam pembuluh darah ini, testis menjadi 25 - 30 persen lebih besar.
Jika seorang pria mencapai orgasme dan mengeluarkan cairan sperma (berejakulasi), pembuluh nadi dan pembuluh balik akan kembali ke ukuran yang semula. Berkurangnya volume darah di alat kelamin akan membuat penis dan testis kembali ke ukuran semula dalam waktu yang relatif singkat. Namun bila ejakulasi tidak terjadi, mungkin timbul rasa berat, nyeri dan tidak enak pada testis akibat terbendungnya aliran darah yang terus-menerus. Mungkin karena warna kebiruan yang timbul akibat terperangkapnya darah dalam pembuluh darah di testis, rasa nyeri ini akhirnya dikenal dengan sebutan ‘bola biru’. Kondisi ini biasanya tidak berlangsung lama, dan derajat rasa nyeri yang timbul biasanya juga ringan.
Kebanyakan pria telah terbiasa berejakulasi saat mereka mengalami ereksi selama aktivitas seksual. Kegagalan untuk berejakulasi dan merasakan orgasme seringkali menambah frustasi dan kekecewaan. Pria yang percaya bahwa mereka harus berejakulasi setiap kali mengalami ereksi cenderung menekan pasangannya untuk meneruskan hubungan seks tanpa memperdulikan perasaan pasangannya.
Sebagian pria merasa bahwa masturbasi adalah solusi untuk masalah ini. Namun sebagian lagi menyadari bahwa ejakulasi bukanlah syarat dalam setiap aktivitas seksual. Sikap ini memungkinkan baik si pria maupun pasangannya untuk lebih santai dan belajar bahwa kenikmatan dalam setiap hubungan seksual dapat diperoleh tanpa harus mencapai ejakulasi atau orgasme.
No comments:
Post a Comment