Saturday, November 26, 2005

Kapan terjadinya ejakulasi?

Ada yang percaya bahwa ejakulasi dini adalah kelainan yang diturunkan. Namun secara ilmiah hal itu tidak dapat dibuktikan, karena pada dasarnya ejakulasi bisa ditentukan waktunya sesuai keinginan.

Ejakulasi dini adalah kontraksi otot pada klimaks yang antara lain ditandai dengan keluarnya sperma sebelum pada waktunya sehingga 'layu' sebelum berkembang. Hal ini tentu bisa mengecewakan pasangan Anda karena untuk mencapai orgasme, wanita memerlukan cukup mendapat rangsangan dari penis yang tegang di dalam vaginanya.

Mungkin bisa dikatakan natural jika sesekali pria mengalami ejakulasi dini. Pencetusnya bisa berupa rasa bersalah, ketakutan akan sesuatu, atau karena mendapati sesuatu yang aneh ketika sedang bercinta.

Sangat jarang ejakulasi dini terjadi karena penyakit. Karena penyebab ejakulasi dini kebanyakan adalah faktor psikologis, mengatasinya akan lebih mudah dengan mengubah cara pandang atau cara berpikir kita.

Yang harus diingat selalu adalah bahwa semakin lama masa ereksi maka kenikmatan yang akan diperoleh akan semakin meningkat. Hal ini bisa dianalogikan dengan balon. Semakin banyak kita meniupkan udara, letusannya akan semakin keras. Dan heboh!

Jadi semakin lama Anda bisa mempertahankan ereksi, semakin banyak darah yang mengalir ke dalam penis dan semakin banyak simpul-simpul saraf yang menegang sehingga ketika sperma keluar, sensasi yang ditimbulkan akan semakin hebat.

Menurut para ahli, mempertahankan masa ereksi bisa dapat 'dipelajari', tidak jauh dari bagaimana kita belajar menari atau berdansa. Yang perlu diingat adalah Anda harus tekun agar bisa 'menghafal' cara otak Anda dalam mengirim sinyal ke penis. Ada satu titik, saat di mana Anda tidak bisa mengontrol lagi organ vital Anda sehingga ereksi terjadi. Anda bisa mempelajari apa saja yang bisa membawa Anda ke titik tersebut. Anda dapat menundanya dengan cara ganti posisi atau mengerem gerakan sensual Anda.

Mungkin dengan mengenali bagaimana terjadinya proses orgasme pada pria, bisa membantu Anda untuk membiasakan otak dan penis Anda seiring dan sejalan. Orgasme pada dasarnya dicapai dalam dua fase. Pertama terjadi pada kelenjar prostat yang mengalami kontraksi dan melepaskan cairan ke saluran kencing (uretra). Proses ini menimbulkan perasaan seperti kalau kita berada dalam keadaan sesaat sebelum bersin. Sedangkan fase kedua adalah perasaan ketika bersin itu sendiri sudah keluar. Jadi otot pelvic berkontraksi dengan kuat di sekeliling penis dan kemudian mendorong cairan sperma keluar dengan tekanan yang cukup kuat.

Pria mengalami orgasme kalau kedua fase ini dilalui dengan baik. Jadi kesimpulannya ejakulasi bisa terjadi tanpa orgasme dan sebaliknya orgasme pun bisa terjadi tanpa harus ejakulasi, yaitu orgasme fase pertama yang bisa dianalogikan dengan seperti bersin yang sudah di ujung hidung kemudian tidak jadi. Dalam kasus bersin, mungkin kekesalan timbul lebih besar, tetapi dalam kasus orgasme, kenikmatan seksual masih bisa dirasakan.

Read More......

Kelenjar Bartholini

Kelenjar Bartholini adalah bagian dari alat kelamin dalam wanita. Mereka terletak di setiap sisi labia minor (bibir dalam mulut vagina), dan mereka mengeluarkan sejumlah kecil (satu atau dua tetes) cairan sewaktu seorang wanita sedang terangsang secara seksual. Tetes-tetes kecil cairan ini pernah dikira penting untuk melumasi vagina, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa pelumasan vagina datang dari bagian vagina yang lebih dalam. Cairan tersebut bisa sedikit melembabkan mulut vagina (labia), membuat kontak pada daerah sensitif ini lebih nyaman.
Kelenjar bartholini dapat menjadi teriritasi atau terinfeksi, mengakibatkan pembengkakan dan rasa sakit. Kondisi yang tidak biasa ini dapat dengan mudah ditangani oleh ahli kesehatan yang berkualifikasi.

Read More......

Wednesday, November 16, 2005

Fungsi otot pubococcygeus

Tak banyak yang tahu bahwa perempuan sebenarnya lebih perkasa dibandingkan laki-laki dalam kemampuan mencapai orgasme. Perempuan sudah 'dari sononya' mampu mencapai orgasme berkali-kali dalam rentang waktu singkat, apabila rangsangan berlangsung intensif dan dilakukan dalam periode yang cukup lama.

Itu sebabnya, dalam alternatif pemecahan sementara, kalau anda hendak memuaskan pasangan anda selama berkali-kali orgasme, cobalah pertahankan ereksi selama 10 sampai 15 menit, minimal. Dengan asumsi anda melakukan pemanasan pendahuluan secara ciamik maka dalam periode tersebut, anda bisa 'memaksanya' orgasme dua sampai tiga kali lagi.

Lelaki tidak dikaruniai kemampuan itu secara instinktif. Umumnya lelaki mencapai orgasme bersamaan dengan ejakulasi, suatu proses di mana air mani memancar keluar dari ujung penis secara tak terkendalikan.

Tetapi pernahkah anda mengalami dalam salah satu kesempatan orgasme secara berturut-turut meski dalam rentang beberapa detik sekali, yang kemudian berujung pada ejakulasi? Itulah pengalaman yang memberi aufklaerung (pencerahan) pada diri lelaki bahwa sebenarnya orgasme tak mesti datang bersamaan dengan ejakulasi.

Dengan sedikit latihan, lelaki bisa mengatur dirinya orgasme berkali-kali tanpa mesti mengalami ejakulasi yang berujung pada peleraian, suatu suasana selama beberapa detik sampai 1-2 menit, saat mana lelaki merasa egois dan merasa emoh dengan pasangannya.

Triknya adalah dengan memperkuat otot pubococcygeus, jaringan yang berfungsi ketika kita menahan kencing agar tidak keluar karena retsleting celana belum dibuka. Dengan latihan beberapa kali menahan (atau lebih tepat: menutup) saluran kencing saat sedang berkemih maka anda sudah bisa memfungsikan pubococcygeus untuk menahan air mani terlepaskan secara tidak sengaja, yang mendorong terjadinya peleraian, atau keadaan lega pasca orgasme.

Dengan cara itu, tak menjadi masalah seberapa mendesak dorongan untuk orgasme duluan dalam diri lelaki karena tak mesti diikuti dengan ejakulasi yang memicu peleraian, yang melegakan sekaligus menyesakkan (bergantung situasi pasangan). Bahkan lelaki pun bisa bersama-sama mengalami orgasme berkali-kali, dengan menyisakan ejakulasi pada saat yang diinginkannya.

Read More......

Friday, November 11, 2005

Penis, phallus, lingga?

Apa pun penamaannya, apakah penis, phallus atau lingga, semuanya merujuk pada objek yang sama, organ kelamin laki-laki. Sejak zaman purba sudah dipuja sebagai bagian dari kenikmatan seksual, sebagaimana juga vagina atau yoni.
Penis adalah organ sepanjang kurang lebih 5-10 cm pada keadaan istirahat dan bisa berlipat dua panjangnya dalam keadaan ereksi, yakni kondisi fisiologis saat aliran darah mengisi penuh pembuluh di sepanjang penis sehingga menyebabkannya menggelembung seperti balon kecil yang keras (tidak sekeras baja, tentu saja, tetapi cukup kuat untuk melakukan penetrasi ke dalam organ kelamin wanita, sesuatu yang mustahil terjadi bila penis tengah dalam kondisi istirahat).

Ereksi adalah suatu kondisi yang dibutuhkan demi keberlangsungan suatu senggama. Alhasil, membicarakan penis identik dengan membahas kemampuan ereksinya. Atau secara lebih lugas: keberadaan lingga menjadi berarti sejauh fungsinya dalam hal seksual.

Ini sesuatu yang agak berlebihan, tentu saja, karena tidak semua orang berminat pada fungsi seksual dari penis. Juga bahwa pada anak-anak lelaki yang belum memasuki akil balik, penis lebih berfungsi sebagai saluran kencing daripada sebuah organ seks.

Organ ini bisa dibedakan atas dua bagian. Pertama, apa yang dalam bahasa sehari-hari disebut sebagai kepala penis atau ujung penis. Dan kedua, batang atau tubuh. Terdapat pada kepala penis itu selubung yang disebut kulit khatan, yang dalam suatu sirkumsisi atau sunat -entah atas alasan agama atau kesehatan–dipotong sehingga kepala penis terlihat telanjang.

Ukuran, warna dan bentuk penis berbeda-beda untuk setiap kelompok etnik. Umumnya kehitaman, dengan panjang saat tidak ereksi bervariasi antara 5 sampai 10 cm dan diameter 2,5-3,5 cm (jangan ukur sekarang!).

Meski umumnya lelaki lebih merasa nyaman dengan penis yang berukuran panjang, namun tidak pernah ada bukti kuat terdapatnya hubungan signifikan antara panjang penis dengan kemampuan memuaskan pasangan. Penjelasan ilmiah atas itu adalah: bagian terpeka dari vagina terletak pada beberapa centimeter saja dari mulut vagina. Makin ke dalam makin tidak peka. Demikian juga bagian paling peka dari penis itu terletak pada ujung atau kepala penis, serta daerah perbatasan antara kepala dan batang tubuh, bahagian yang menonjol, yang dalam dunia medis disebut sebagai corronal ridge. Demikian juga diameter tidak berpengaruh secara signifikan karena liang yoni memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan besaran yang tersedia.

Dalam kaitan itulah, kenikmatan seksual adalah pada proses 'goyangan'nya, pada gesekan antara kepala penis dan mulut vagina, di mana keduanya menjadi tempat berkumpulnya ratusan saraf superpeka.

Penis apabila dirangsang akan menyebabkan pembuluh-pembuluh darah di dalamnya terisi penuh dengan darah dan mengembang. Saat ejakulasi, mulut penis akan menyemprotkan cairan mani, di dalamnya termasuk sperma. Setelah itu lazimnya penis akan terkulai tak berdaya sampai periode waktu tertentu sebelum dimungkinkan untuk dibangkitkan kembali dari 'tidur panjang'nya.

Kemampuan penis mengembangkan diri ditentukan oleh banyak faktor. Di antaranya: suhu, perasaan rileks, ketegangan pikiran yang dialami atau stres. Makin tegang dan nervous seseorang, makin sulit ia mencoba ereksi. Dalam kondisi lelaki merasa aman, tenang, rileks berhawa dingin dan terangsang secara seksual maka segala sesuatunya terasa lebih mudah.

Read More......