Saturday, December 30, 2006

Takhayul dan fakta tentang impotensi

Siapa bilang laki-laki itu rasional? Di bawah ini didaftarkan sejumlah takhayul yang dipercaya berat oleh laki-laki, khususnya karena berkaitan dengan kemampuan seksual mereka, hal yang paling irasional dan paling tak bisa dimengerti untuk makhluk bernama laki-laki itu.

Takhayul No 1 : Impotensi disebabkan karena stres. "Seandainya kehidupan saya tidak seperti ini, tentu saya tidak akan impoten."
Fakta : Stres memang bisa menyebabkan impoten, tapi karena aktifitas seksual membutuhkan kekompakan antara tubuh dan otak, maka impoten
yang diakibatkan oleh 'salah persepsi' seperti ini lebih sulit lagi untuk
disembuhkan. Pada gilirannya itu menimbulkan stres dan demikian
seterusnya seperti lingkaran setan.

Takhayul No 2 : Impotensi tak terhindari di usia senja
Fakta : Semakin tua, kemampuan seksual pria memang menurun, tapi bukan berarti impoten. Pada umumnya mereka hanya membutuhkan waktu lebih lama untuk terangsang, butuh lebih banyak rangsangan fisik dan butuh waktu lebih lama untuk mencapai klimaks. Tetapi karena pria lebih tua lebih mudah terserang diabetes dan darah tinggi, kemungkinan menderita impotensi menjadi lebih besar.

Takhayul No 3 : Tidak banyak pria yang impoten
Fakta : Diperkirakan ada 30 juta pria menderita impotensi kronis dan hampir semua pria pernah mengalami disfungsi ereksi sesekali.

Takhayul No 4 : Cara yang paling efektif dan permanen untuk memperbaiki impotensi adalah implant.
Fakta : Saat ini banyak sekali cara-cara pengobatan yang lebih aman dan efektif selain implant. Yang penting adalah diagnosanya dulu agar diketahui pasti penyebabnya.

Takhayul No 5 : Pasangan saya akan menganggap saya lemah dan tidak menghargai
saya lagi jika tahu saya menderita disfungsi ereksi.
Fakta : Studi yang dilakukan pada pasangan yang prianya pernah mengalami disfungsi ereksi menunjukkan bahwa penanganan akan lebih mudah dan lebih berhasil jika Anda melibatkan pasangan Anda selama proses penyembuhan. Tinggal bagaimana cara Anda mengungkapkannya, sedemikian sehingga pasangan Anda merasa ikut memiliki barang Anda.

Takhayul No 6 : Impotensi berawal dari pikiran kita.
Fakta : Mayoritas kasus impotensi disebabkan faktor fisik, bukannya psikis.

Read More......

Friday, December 29, 2006

Penyakit Fisikal Seksual - Sifilis

Nama sifilis sudah cukup terkenal di antara pelaku pelacuran, namun sudah jarang di temukan di bandingkan penyakit kencing nanah. Karena ia cukup sering sembuh sendiri dengan atau tanpa obat yang diberikan penderita sendiri. Walapun demikian, di masa lalu cukup banyak korban yang harus menderita penyakit ini dalam taraf lanjut dengan cacat-cacat yang tidak bisa diobati bahkan membayarnya dengan kematian. Seorang korbanya seorang bayi yang belum berdosa, yang harus menanggung dosa orang tuanya.

sinonim
Penyakit ini mempunyai sinonim seperti penyakit Perancis, penyakit darah kotor ataupun ‘Hair Cut’ dan sebagainya, yang digunakan penderitanya atau yang merasakan penderitaan penyakit ini, untuk menutupi rasa malu menderita penyakit akibat hubungan kelamin yang bertentangan dengan moral.

penyebab
Kuman penyakit ini mempunyai bentuk seperti spiral dan bergerak dengan berputar pada sumbu panjangnya. Kuaman Treponema pallidum ini di temukan oleh Schaudin dan Hoffman dalam tahun 1905. Masih banyak kuman lain yang menyebabkan penyakit lain yang mempunyai bentuk spiral, seperti penyakit patek, bajel dan sebagainya. Karena itu, sukar menentukan apakah suatau kuman berbentuk spiral itu kuman Treponema pallidum atau tidak. Ada juga treponema lain yang hidup sebagai flora normal di mulut manusia dan alat kelamin tanpa menyebabkan penyakit, kuman ini cukup sering dikelirukan sebagai penyebab sifilis. Kuamn sifilis hanya ditemukan pada manusia. Ia cepat hancur oleh sabun dan air atau oleh kekeringan.

sejarah
Penyaki ini pernah menjadi pademi dalam abad ke tujuh belas di Eropa dan Aisia sertai dinamai ‘gearpox’. Sering terjadi kematian pada stadium kedua. Kalau kita membalik-balik buku sejarah kesehatan, maka kita melihat bahwa penyakit ini telah di kenal sejak jaman Hippocrates, berabad-abad yang lalu. Pada abad ketujuh belas itulah baru diketahui cara penularannya melalui hubungan kelamin. Sedangkan komplikasi kardiovaskular dan saraf baru dikenal dalam abad kedelapan belas dan sembilan belas serat lesi primernya baru dikenal dalam abad sekarang ini. Namun berapa banyak korban kematian yang terjadi tidak terhitung, baik yang memang melakukan hubungan seks maupun oleh janin yang tak berdosa.

penyebaran
Walaupun sebagian besar kasus penyakit ini di tularkan memlalui hubungan kelamin, namun bisa juga ditularkan melaui caran bukan hubungan kelamin seperti kontak dengan muntahan yang terkontaminasi, atau melaui tranfusi darah, kasus-kasus seperti ini sangat jarang ditemukan. Selain itu, ada juga penularan melaui ari-ari (plasenta), yang sangat merepotkan para doketer untuk melakukan pencegahan penyakit ini bagi janin.

Biasanya penyakit ini diderita kelompok dewasa musa yang sedang aktif melakukan hubungan kelamin. Pemeriksaan darah wanita hamil yang rutin di lakukan saat ini menunjukan penyakit ini sering tak dikenal penderitanya, yang kalau tak dikenali dan diobati bisa menyebabkan cacat janin bahkan sampai janin.

Masa sejak masuknya kuman ini sampai timbulnya gejala klinis berkisar dari 9 sampai 90 hari. Lamanya masa tenang ini membuat sering penderitanya tak menghubungkan penyakit ini dengan hubungan kelaminnya yang lalu.

gejala penyakit
Kuman Treponema pallidum dapat menembus selaput lendir utuh dan kulit yang tergosok. melalui tempat ini ia mencapai darah dan saluran limfe sehingga menimbulkan infeksi seluruh tubuh, dan timbul fokus-fokus infeksi sebelum timbulnya kelainan pertama. Adanya kuman ini didalam darah membuat ia bisa di tularkan melalui darah. Kelainan pada sifilis dapat menyerupai penyakit apaun, yang bisa menipu pengamat yang tidak akrab dengan gambaran penyakit sifilis ini.

Stadium pertama dimulai sebagai benjolan tunggal berwarna merah tanpa rasa nyeri, yang cepat tererosi menjadi tukak tanpa rasa nyeri, keras dan kadang-kadang tertutup keropeng kuning. Kelainan pertama ini bisa terletak pada batang alat kelamin laki-laki (penis), lubang dubur, dalam mulut atau pada bibir kemaluan wanita dan bibir rahim. Biasanya hanya satu dan diameternya bisa mencapai 2 cm. Bentuk ini disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening di lipatan paha tanpa rasa nyeri. Kelainan pada lubang dubur menunjukan nyeri sewaktu buang air besar terasa gatal, serta terdapat sembelit dan kadang-kadang berdarah. Ada juga menunjukan pembengkakan alat kelamin. Dalam 4 sampai 6 minggu, penyakit akan menyembuh dengan atau tanpa pengobatan. Bila penularan terjadi melalui darah atau luka tusukan, maka sering melewati stadium pertama ini, yang dinamai sifilis d’emblee.

Stadium kedua bisa bermacam-macam bentuknya. Pada permulaannya menyebar keseluruh tubuh dan kemudian menjadi setempat di kulit dan selaput lendir sertai disertai pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuh. Stadium kedua timbul 2 - 12 minggu setelah timbulnya stadium pertama. Kelainan kulit bisa berupa bercak-bercak merah, benjolan dengan atau tanpa sisik. Disaat timbulnya kelainan tersebut, biasanya kelaianan pertama bisa telah sembuh atau bisa juga masih ada. stadium ini paling menular, karena banyaknya terdapat kuman inin disemua kelainan yang ada. Kelainan kulit ini bisa menjadi bernanah, serta bisa mencapai telapak tangan dan telapak kaki, wajah dan bahkan kulit kepala yang bisa menimbulkan kebotakan. Tidak terdapat rasa gatal pada kelainan ini. Ditempat lipatan yang hangat dan lembab sekitar lubang dubur, kemaluan, kantong zakar, lipat ketiak dan kulit di bawah payudara bisa timbul benjolan yang membesar dan tererosi, membentuk bercak berwarna lembayung-kemerahan atau putih abu-abu yang dinamai kondiloma latum. Bila timbul erosi pada selaput lendir dinamai ‘mucous patch’, yang berwarna kelabu perak dengan bagian pinggir merawh. Umumnya terdapat sekitar mulut, tenggorokan, kemaluan dan liang senggama serta pada bagian atas batang kemaluan pria atau permukaan dalam penutup bagian atas batang kemaluan (prepusium).

Stadium kedua ini bisa disertai dengan gejala umum seperti demaam, nyeri kepala, penurunan berat badan, malaise dan anokreksia. sering terdapat nyeri kepala bahkan disertai radang selaput otak.

Stadium ini bisa juga disertai dengan komplikasi seperi radang hati, radang ginjal, radang sendi dan selaput pelangi mata (iris) serta kelainan kulit. Stadium kedua ini biasanya sembuh tanpa cacat dalam waktu 2 - 10 minggu dengan atau tanpa pengobatan.

Ada bentuk yang dinamai sifilis laten karena tanpa manifestasi klinos sifilis, namun penderita ini dapat dibuktikan menderita sifilis dari pemeriksaan darahnya. Namun ibu yang menderita sifilis laten dapat menularkan penyakit ini ke janinnya, atau dapat juga ditularkan melalui darah yang ditanfusikan. Dari keadaan laten ini dapat terus menjadi bentuk lanjut, namun ada juga yang menetap sampai tingkat ini.

Pada bentuk lanjut dimulailah peradangan susunan saraf pusat dan pembuluh nadi utama. Pada tahap dini mungkin tanpa gejala, namun bila diperiksa cairan otaknya telah ditemukan kelainan. Risiko menderita radang otak oleh sifilis dua sampai tiga kali lebih besar pada bangsa Asia daripada bangsa Afrika serta dua sampai tiga kali lebih sering pada pria daripada wanita. Dan gejala-gejalanya biasanya timbul dua puluh sampai tiga puluh tahun setelah terinfeksi. Jadi mungkin penderitanya sendiri sudah melupakan hubungan kelaminnya, namun sifilis belum melupakannya. Gejala peradangan pada otak ini berupa penyakit jiwa, perubahan kepribadian, buta, pusing, kelainan indra kulit, gangguan keseimbangan, gangguan intelek, kelumpuhan setengah badan, gangguan berjalan impotensi, kerusakan sendi, 9nyeri kepala, kejang, serta banyak kelainan lain.

Bentuk lanjut berupa radang janytung dan pembuluh darah biasanya dimulai antara 10 dan 40 tahun setelah terinfeksi. Ia menimbulkan kelainan dinding dan katup pembuluh nadi utama yang membawa maut. Kelainan ini juga sering diderita oleh laki-laki. Sedangkan radang pada mata menimbulkan kebutaan.sedangkan bentuk lanjut yang lebih ringan merupakan daerah nekrosis/pencairan jaringan yang terutama mengenai kulit dan sistim rangka, hati, saluran pernafasan atas dan hampir setiap organ.

Infeksi janin sewaktu san ibu menderita penyakit ini, ditularkan melalui ari-ari atau plasenta, biasanya dimulai setelah kehamilan bulan keempat. Lebih dari 40 persen janin ini meninggal, ada yang lahir tak cukup bulan ataupun cacat. Kelainan pada bayi ada dua macam. Ada yang timbul anatar usia 2 sampai 10 minggu, namun ada yang baru timbul setelah usian 2 tahun. Bentuk yang dini ini dimulai dengan bentuk pilek diikuti kelainan kulit dan selaput lendir. Bisa berupa gelembung berisi cairab, pengelupasan, pendarahan dan sebagainya. sering ia mengenai telapak tangan dan telapak kaki. Kelainan-kelainan ini sangat menular. Pada lipatan-lipatan bisa timbul kondiloma latum. Bisa disertai dengan radang tulang dan sendi yang menunjukan gejala seolah-olah ada kelumpuhan, namun sebetulnya bayi tak lumpuh, tetapi tak mau menggerakan anggota tubuhnya karena nyeri, pembesaran hati, dan kelenjar getah bening, tak adanya pertumbuhan tubuh, anemia, kuning bahkan radang ginjal. Biasanya gejala sistemik, termasuk deman, dan lesu. Bayi ini bisa meninggal karena radang hati yang berat atau pendarahan paru ataupun infeksi oleh bakteri lain.

Bentuk ini bisa melibatkan alat-alat dalam, meliputi pembesaran hati dan limpa, pembesaran kelenjar getah bening, beberapa kelainan ginjal, radang hati berat dan lainnya. Kelainan mata meliputi radang bagian dalam mata. Juga dilaporkan terjadinya radang buah zakar, radang paru, kelainan saluran cerna.

Bentuk sifilis pada bayi yang timbulnya lambat mulai dengan masa laten selama 2 tahun. Namun belum di ketahui kenapa bati yang satu menderita gejala dini dan yang lain gejala lambat, walaupun ada beberapa teori untuk ini. Janis ini ditandai oleh radang mata berupa rasa silau, nyeri dan keluar airmata, yang pada mulanya satu sisi lalu melibatkan kedua mata, tuli kedua telinga, kelainan sendi berupa sendi Clutton 9pembengkakan sendi lutut tanpa nyeri), kelainan gigi seri depan dan gigi geraham. Bisa juga terjadi radang otak sang bayi yang menimbulkan kelumpuhan dan ketulian di samping radang jantung dan pembuluh darah. Ada juga yang menderita kelainan wajah, tulang kering dan adanya parut disudut mulut.

Kelainan pertama pada alat kelamin berlangsung 2 sampai 6 minggu. sedangkan kelainan kedua timbul setelah 6 minggu kelainan pertama sembuh, walaupun ada juga tukak yang masih menetap.

pengobatan
Pengobatan sifilis agak sukar, mengingat sukar menentukan apakah penyakit ini telah berhasil dibasmi atau belum karena bila terlewatkan maka akibatnya bisa fatal. Antibiotika yang terpilih yaitu penisilin. Lama pengobatan bisa sekali suntik sampai yang berlangsung tiga minggu dengan suntikan seriap hari, tergantung atas preparat yang digunakan dan stadium penyakitnya. Antibiotoka lainnya meliputi tetrasiklik, eritromisin dan sefalosporin, pengobatan yang tidak optimum menyebabkan tidak sembuhnya penyakit ini, namun hingga kini belum dapat ditentukan berapa dosis yang optimum dan berapa lama pengobatan yang diperlukan. Banyak yang menganjurkan memberikan pengobatan yang lebih lama disertai pengontrolan pemeriksaan darah. sedangkan pada bayi yang menderita penyakit ini hanya dianjurkan memakai penisilin, juga wanita hamil yang menderita penyakit ini. Namun apa bila pasiennya alergi bisa dicoba sefalosporin atau doksisiklin.

Setelah pengobatan ini bagi kasusus infeksi otak perlu dilakukan pemeriksaan cairan otaj setiap 3 sampai 6 bulan selama 3 tahun. Selama pengobatan terkadang bisa timbul reaksi Jasish-Hecheimer berupa demam, menggigil, nyeri kepala, peningkatan dengaut jantung dan pernafasan. Penderita reaksi ni dapat diatasi dengan istrirahat di tempat tidur dan minum aspirin. Dan sangat jarang dihubungkan dengan kerusakan organ yang tak dapt diperbaikin lagi.

Kekebalan terhadap penyakit ini masih diperdebatkan. Memang kekebalan telah dibuktikan pada hewan percobaan namun pada manusia masih diselidiki.Mengan ada banyak rintangan untuk membuat vaksin bagi penyakit ini. Karena kuman ini belum dapat dibiak.

Read More......

Tuesday, December 26, 2006

Bimbingan Pribadi Turunkan Perilaku Seks Remaja

Sebagian orang tua mungkin merasa putus asa karena bimbingan dan anjuran yang mereka berikan kepada anaknya untuk melakukan hubungan seks yang aman sama sekali tidak membawa hasil. Agaknya, perubahan cara penyampaian pesan dapat membawa hasil dan menurunkan perilaku seks yang berisiko tersebut. Hal ini terungkap dari sebuah studi baru-baru ini.

Studi tersebut dilakukan terhadap 123 remaja putri di Amerika yang sedang menjalani pengobatan penyakit menular seksual (PMS). Menurut temuan para peneliti ini, remaja yang memperoleh bimbingan pribadi tentang perilaku seks yang aman ternyata makin sering menggunakan kondom ketika berhubungan. Selain itu, dibanding wanita usia muda yang mendapat “pendidikan standar”, kelompok yang memperoleh konseling pribadi ini mempunyai jumlah pasangan yang lebih sedikit. Juga, risiko mereka terkena PMS lainnya ternyata menurun. Semua hasil ini diperoleh setahun setelah mengikuti program tersebut.

Riset ini dilakukan sekelompok peneliti dari Fakultas Kedokteran Harvard di Boston, Amerika Serikat, dan hasilnya dimuat dalam Archives of Pediatric and Adolescent Medicine edisi Januari 2001 lalu. Menurut peneliti tersebut, harapan yang ingin dicapai dari studi ini ialah agar realitas PMS yang diderita kelompok ini dapat mendorong mereka mengubah perilaku berisiko tersebut.

Peneliti ini memberi kesempatan kepada remaja tersebut untuk mengubah bentuk bimbingan yang ditawarkan. Mereka dibiarkan memilih topik yang mereka anggap paling penting dan relevan bagi dirinya. Pemikiran dan perilaku masing-masing orang dipertimbangkan karena hal itu akan sangat mempengaruhi apa yang akan dia dengar dan sanggup dia terapkan dari bimbingan tersebut.

Usia remaja yang dilibatkan dalam studi ini berkisar antara 13 dan 22 tahun dan terdiri dari ras yang berbeda. Semua mengikuti empat kali pertemuan pribadi yang telah ditentukan dalam kurun waktu setahun. Dari pertemuan ini ditemukan bahwa perilaku seks yang berisiko turun tajam di kalangan remaja yang ikut program tersebut. Misalnya, mereka makin sering menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks dibanding remaja lain pada umumnya.

Peneliti ini pun menganjurkan agar para orang tua memanfaatkan bentuk bimbingan semacam ini ketika bicara dengan anak-anaknya tentang hubungan seks yang aman. Menurutnya, orang tua perlu mengubah taktiknya untuk menyampaikan pesan-pesannya. Selain itu, orang tua juga perlu mengenali ‘pesaing’nya ? yaitu teman-teman, citra media, dan model-model peran yang ditiru anak-anaknya. Singkatnya, katanya, orang tua perlu membuka mata dan melakukan pembicaraan terbuka dengan anaknya.

Read More......

Thursday, December 21, 2006

Seks Pertama Seringkali Tidak Aman

Anak-anak remaja mulai melakukan hubungan seks? Belakangan ini, hal tersebut bukan lagi merupakan sesuatu yang langka. Namun kita perlu menyadari bahwa seks pertama seringkali merupakan seks yang tidak aman, karena mereka seringkali tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Kelihatannya, semakin seorang gadis tidak mengenal pasangan seks pertamanya, semakin kecil kemungkinan dirinya untuk menggunakan alat kontrasepsi. Para peneliti mengatakan bahwa para gadis remaja lebih dipengaruhi oleh pasangan seksnya, melebihi apa yang mereka duga selama ini.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh 3 orang sosiolog di Bowling Green University menunjukkan bahwa lebih dari setengah wanita dewasa yang pernah ‘tidur’ dengan pria yang baru dikenal ataupun sekedar teman biasa, tidak mengambil langkah-langkah pencegahan. Bandingkan dengan sekitar seperempat gadis yang dikategorikan memiliki “pasangan tetap” dan menggunakan kontrasepsi.

Penelitian tersebut meneliti 1.600 wanita muda yang melakukan hubungan seks pertama kali sebelum berusia 18 tahun.

Wendy Manning, rekanan penulis penelitian, dan seorang profesor sosiologi, mengatakan bahwa pasangan yang tidak serius sering kali harus diminta untuk mempergunakan alat kontrasepsi. Namun pasangan yang lebih serius, yang lebih menyadari bahwa hubungan mereka mungkin akan berlanjut ke suatu hubungan seksual, lebih mempersiapkan diri.

Program pendidikan seks
Manning mengatakan bahwa ia merasa terkejut ketika mengetahui bahwa penelitian yang difokuskan pada gadis-gadis muda belum pernah dilakukan selama ini. “Kita perlu mengajar mereka bagaimana cara mengatasi hal ini bila pasangan mereka menginginkan suatu hubungan seks,” katanya. “Program pendidikan seks harus lebih banyak berbicara tentang masalah-masalah seksual, kencan dan hubungan, karena sebagian remaja masih belum memiliki pengalaman dalam konteks hubungan heteroseksual,” katanya.

John Hutchins, editor senior dalam Kampanye Nasional untuk Mencegah Kehamilan Pada Remaja, mengatakan bahwa mereka belum mengetahui misteri dibalik menurunnya angka kehamilan dan kelahiran pada remaja. “Suatu jajak pendapat yang dilakukan dalam rangka kampanye tersebut menemukan bahwa lebih dari setengah remaja memberi alasan mengapa mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi adalah karena pasangan mereka tidak menginginkannya. Penggunaan kondom dan pil kontrasepsi memberi arti yang berbeda untuk remaja pria dan wanita,” kata John.

Dari mereka yang menggunakan kontrasepsi dalam hubungan seks pertama mereka, sebanyak 75% menggunakan kondom, dan 17% menggunakan pil.

Namun sangat penting bagi kita - para orang tua - untuk meluangkan waktu dan mengajari anak-anak tentang bagaimana sesungguhnya seks yang sehat dan benar agar mereka tidak terpengaruh dengan cerita teman, buku-buku seks dan film biru yang beredar luas di pasaran. Walaupun dilindungi dengan alat kontrasepsi, seks bebas relatif tetap tidak aman. Yang paling aman, setialah pada pasangan anda.

Read More......

Mengapa Remaja Amerika Lakukan Hubungan Seks Dini?

Sebuah studi baru mengungkap alasan dibalik hubungan seks dini para remaja di Amerika. Para remaja yang sedang berpacaran atau mengira rekan-rekan sebayanya sering melakukan hubungan seks lebih cenderung melakukan hubungan seks dini saat mereka duduk di sekolah menengah.

Menurut Drs. Rick S. Zimmerman dan Katharine Attwood dari University of Kentucky Louisville, para remaja yang mengkonsumsi alkohol juga lebih cenderung melakukan hubungan seks pada tahun-tahun awal di sekolah menengah.

Di antara remaja yang sudah berpacaran, 47% melakukan hubungan seks sejak kelas III SMP. Hanya 23% dari mereka yang tidak berpacaran melakukan hubungan seks. Hal ini disampaikan oleh para peneliti dalam pertemuan American Public Health Association di Boston, Massachusetts, A.S., belum lama ini.

Temuan ini didasarkan pada sebuah studi yang dilakukan selama 4 tahun dan melibatkan 950 siswa III SMP di 17 sekolah menengah di Ohio dan Kentucky. Para siswa diminta menjawab kuesioner setiap tahunnya hingga mereka duduk di kelas II SMU.

“Kami rasa cara terbaik untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan mengerti bahwa ada dua kelompok siswa. Kelompok pertama ialah mereka yang memulai seks dini, dan yang kedua ialah mereka yang memilih untuk menunggu hingga dewasa,” kata Attwood.

“Anda harus mengatakan kepada para remaja bahwa, meskipun mereka mengira semua rekan sebayanya telah melakukan hubungan seks, kenyataannya tidaklah seperti itu. Hanya 25 hingga 30 persen dari rekan sebayanya melakukan hubungan seks saat kelas III SMP,” jelas Attwood.

Para siswa yang menunda seks sampai mereka dewasa cenderung mendapat nilai Indeks Prestasi Kumulatif yang lebih tinggi atau terlibat dalam kelompok-kelompok keagamaan.

Read More......

Memahami Penyebab Kecanduan Seks Cyber

Saat ini, pemuasan hasrat seksual melalui internet tidak hanya dialami oleh orang-orang yang berperilaku seksual menyimpang, namun mereka yang sebelumnya tidak memiliki catatan kriminal dan psikiatri pun telah terlibat dalam perilaku seperti ini. ACE Model of Cybersexual Addiction digunakan untuk menjelaskan bagaimana internet telah menciptakan sebuah iklim budaya permisif, yang mendorong dan mensahkan perilaku-perilaku seksual menyimpang.

ACE Model memeriksa anonimitas interaksi-interaksi online yang meningkatkan perilaku seksual menyimpang tersebut dan kemungkinan tersedianya pornografi dunia cyber dengan mudah untuk para pengguna, yang akhirnya menjadi tempat pelarian untuk ketegangan mental dan memperkuat pola perilaku yang mengarah pada kecanduan.

Transaksi-transaksi elektronik yang anonim membantu para pengguna merasa memiliki kendali lebih besar terhadap isi, corak dan sifat dari pengalaman seksual online. Tidak seperti pengalaman-pengalaman seksual di dunia nyata, seorang wanita dapat dengan cepat berganti pasangan jika pasangan cyber-nya tidak memuaskan atau seorang pria dapat langsung ‘cabut’ setelah mencapai orgasme tanpa perlu mengucapkan selamat tinggal. Namun, bagaimana jika seorang pria secara diam-diam ingin mengetahui bagaimana rasanya berhubungan seks dengan sesama pria? Atau bagaimana jika seorang wanita ingin mencoba melakukan hubungan seks dalam keadaan terikat?

Dalam konteks anonim dunia cyber, pesan-pesan seksual konvensional telah ditiadakan, sehingga para pengguna dapat mewujudkan fantasi-fantasi seksual mereka yang terpendam tanpa ketakutan diketahui oleh orang lain. Bagi siapapun yang merasa penasaran tentang hubungan seks dalam keadaan terikat, seks berkelompok atau homoseksualitas, seks dunia cyber menawarkan cara yang aman, pribadi dan anonim. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab lebih cenderungnya para individu melakukan eksperimen seksual mereka melalui seks cyber.

Dunia industri memperkirakan bahwa pada bulan April 1998 saja, sekitar 9,6 juta orang (15% pengguna internet) mengunjungi 10 situs seks paling populer. Terdapat sekitar 70.000 situs yang berkaitan dengan seks, dengan kira-kira 200 situs baru, yang menyertakan pornografi dan ruang-ruang chatting interaktif, ditambahkan setiap harinya (Schwartz, 1998). Menjamurnya ruang-ruang chatting yang berorientasi seksual, telah menyediakan suatu sarana yang mendorong seseorang melakukan eksplorasi. Seorang suami atau istri yang penasaran, lalu secara diam-diam memasuki “Ruang Fetish” atau “Ruang Bisexual”, pada awalnya mungkin kaget dengan dialog-dialog yang erotis. Namun, pada saat yang bersamaan, mereka juga terangsang secara seksual. Kemudahan fasilitas ini juga telah membantu mempromosikan eksperimen seksual di kalangan mereka, yang dalam keadaan normal tidak akan terlibat dalam perilaku seksual seperti itu.

Banyak yang percaya bahwa alasan utama seseorang melakukan tindakan seksual online adalah untuk pemuasan hasrat seksual. Namun, sejumlah penelitian telah memperlihatkan bahwa rangsangan seksual mungkin pada awalnya merupakan alasan seseorang untuk terlibat dalam seks cyber, namun, seiring dengan berjalannya waktu, pengalaman tersebut kemudian berubah menjadi tempat pelarian dari ketegangan mental-emosional maupun keterbatasan diri. Sebagai contoh, seorang wanita yang kesepian tiba-tiba merasa bergairah oleh sekian banyak pasangan cyber-nya, atau seorang pria yang tidak percaya diri secara seksual berubah menjadi seorang kekasih cyber yang membara dan diinginkan oleh seluruh wanita di ruang chatting. Pengalaman-pengalaman ini bukan hanya memberikan pemuasan hasrat seksual, melainkan juga telah menjadi tempat pelarian mental yang subyektif, yang diperoleh melalui perkembangan kehidupan fantasi online di mana seseorang mengadopsi sebuah kepribadian dan identitas yang baru.

Gender secara signifikan juga mempengaruhi cara seseorang memandang seks cyber. Para wanita seringkali memilih seks cyber karena cara ini dapat membantu menyembunyikan penampilan fisik dan menghilangkan stigma sosial bahwa para wanita tidak boleh menikmati seks, serta memungkinkan mereka untuk berkonsentrasi pada seksualitas mereka dengan cara-cara yang baru, aman dan tanpa batasan. Para pria umumnya memilih seks cyber karena cara ini dapat menghilangkan kegelisahan akan kemampuan seksual mereka, yang mungkin menjadi penyebab ejakulasi prematur atau impotensi, serta membantu menyembunyikan penampilan fisik pria-pria yang merasa tidak pede mengenai kebotakan, ukuran penis atau berat badan.

Para individu yang paling rapuh tampaknya adalah mereka yang rendah diri, menderita distorsi citra tubuh yang berat, disfungsi seksual yang tidak diobati atau riwayat kecanduan seksual sebelumnya.

Read More......

Wednesday, December 13, 2006

Kecanduan Seks

Dalam sebuah peradaban yang terobsesi dengan seks, agak mengejutkan karena kita tidak banyak mendengar informasi tentang kecanduan seks. Sementara banyak informasi bagi orang yang kecanduan alkohol, obat bius dan judi, mereka yang kecanduan seks mungkin sulit untuk memperoleh informasi dan pertolongan.

Sebagian alasannya adalah karena kecanduan seks, suatu gangguan yang bercirikan pikiran dan perilaku seksual kompulsif, sangat tidak dimengerti dan sulit untuk didiagnosa. Dan, dalam kebudayaan dimana seks, seperti alkohol, secara sosial sudah diterima dan dianjurkan, serta citra dan provokasi seksual tersebar di mana-mana, telah muncul sebuah tantangan yang semakin besar untuk membedakan antara perilaku seksual normal dengan perilaku seksual yang berlebihan atau abnormal.

Namun dengan menerapkan apa yang telah mereka pelajari tentang penyakit kecanduan lainnya, para ahli telah lebih mampu mengerti dan menangani penyakit seksual ini. Beberapa dokter merasa bahwa “kecanduan seks” adalah istilah yang kurang tepat untuk gangguan ini, namun sebagian besar setuju bahwa sindroma ini benar-benar ada. Ketidakseragaman dalam mendiagnosa suatu gangguan kecanduan seks, telah menimbulkan kesulitan dalam menentukan prevalensinya.

Perkiraan terbaik oleh National Association of Sexual Addiction and Compulsivity menunjukkan bahwa antara 3 ? 6 % orang di Amerika menderita salah satu bentuk kecanduan seks. Kecanduan seks, baik yang timbul pada pria maupun wanita, heteroseksual maupun homoseksual, kelihatannya lebih sering dijumpai pada mereka yang juga memiliki masalah kecanduan lainnya, misalnya penyalahgunaan obat bius. Sama seperti penyakit kecanduan yang lain, kecanduan seks juga dapat disembuhkan.

Read More......

Friday, December 1, 2006

seks oral

Seks oral atau seks oro-genital berarti kontak mulut dengan vagina, yang disebut kunilingus, atau kontak mulut dengan penis, yang disebut felasio. Kunilingus berasal dari bahasa Latin cunnus yang berarti vulva (organ seks luar wanita), dan lingere yang berarti menjilat. Felasio berasal dari bahasa latin fellare yang artinya menghisap. Setiap bentuk seks oral bisa dilakukan dengan cara satu orang merangsang pasangannya, ataupun keduanya saling merangsang organ genital secara bersamaan. Seks oral yang dilakukan dengan cara bersamaan umumnya dikenal dengan nama ‘69′, atau dalam bahasa Perancis? soixante - neuf. Ini karena posisi tubuh dua orang yang melakukan oral seks tersebut menyerupai angka 69.

Kunilingus dan felasio adalah perilaku seks yang umum dilakukan oleh pasangan yang berjenis kelamin sama maupun pasangan yang berlawanan jenis. Ada banyak kombinasi posisi dan teknik yang digunakan dalam seks oral, tetapi tetap mulut dan lidah yang memberikan kepuasan dalam hal ini. Mencium, menjilat, menghisap dan menggigit bisa terasa nikmat di bagian manapun pada organ genital pria dan wanita. Tekanannya (ringan, berat, sedang), kecepatannya (cepat, lambat, atau berubah-ubah), dan jenis gerakan yang digunakan bisa divariasikan tanpa henti untuk menghasilkan sensasi yang berbeda. Praktisnya, perasaan hangat dan sejuk ketika mulut dan lidah berada pada organ genital bisa menimbulkan erotisme. Beberapa orang menyukai digoda, rangsangan yang maju-mundur, sementara yang lain menyukai rangsangan yang tetap. Ada satu teknik felasio yang dikenal dengan nama Snaky - Lick Trick, di mana “trik”-nya di sini yaitu untuk merangsang sisi dalam kepala penis, yang hampir tidak terlihat, dengan menggunakan ujung lidah, berupa kontak lidah yang sangat ringan dengan area sensitif ini dengan satu jilatan ringan ke atas, dan kemudian jeda kurang lebih 15 detik untuk jilatan berikutnya. Trik ini dikatakan bisa menghasilkan ejakulasi dahsyat dalam waktu yang sangat singkat. Cara felasio yang lain adalah menghisap zakar atau batang penis dengan mengulumnya di dalam mulut, menjilati berbagai bagian penis dan zakar, atau menggigit bagian-bagian sepanjang organ genital. Banyak pria yang menyukai zakarnya dihisap pada saat felasio dan daerah tepat di bawah zakar seringkali merupakan daerah sensitif untuk disentuh ataupun dijilat.

Ada orang yang tidak suka melakukan felasio karena mereka merasakan sensasi penyumbatan ketika penis dimasukkan ke dalam mulut mereka. Efek psikologis ini, yang dikenal sebagai refleks sumbat, dipicu oleh tekanan di punggung lidah atau di tenggorokan. Jika seorang pria, dalam keadaan yang sedang nikmat-nikmatnya, mendorong penisnya terlalu dalam ke mulut pasangannya, maka bisa jadi refleks ini akan terjadi. Satu jalan untuk menghindari masalah ini adalah orang yang melakukan seks oral hendaknya menggenggam batang penis lawannya untuk mengendalikan seberapa jauh ia akan dimasukkan ke dalam mulut. Keberatan lainnya terhadap felasio adalah ketika mereka harus menerima ledakan ejakulasi di dalam mulut. Satu pasangan bisa bersepakat sebelumnya untuk mengeluarkan penis lawannya sebelum ejakulasi. Dan lawannya tidak berkeberatan. Apakah akan membersihkan segera ejakulasi dari mulut, ataukah akan menelannya. Ejakulasi, rata-rata 4 cc, mengandung protein dan gula serta dilaporkan mengandung kurang dari 36 kalori.

Kunilingus, seperti juga felasio, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Preferensi para wanita sangat beragam, tetapi pada umumnya semua menyukai gerakan lidah yang lembut pada klitoris, yang semakin cepat, jilatan yang terfokus, serta menghisap klitoris dengan cara lembut maupun kasar. Bentuk lain yang disukai oleh para wanita adalah rangsangan oral pada klitoris dibarengi dengan melakukan manipulasi ringan vagina dengan tangan; jilatan dan ciuman bibir tepat pada vagina; memasukkan dan mengeluarkan lidah dari liang vagina; dan merangsang klitoris dengan tangan (tangannya sendiri atau tangan pasangannya) sementara rangsangan oral diarahkan pada bagian lain organ genital.

Tidak semua orang menikmati seks oral. Banyak yang mencoba, menyukainya. Tetapi yang lain memberikan beberapa komentarnya. Komentar-komentar ini bisa dibagi ke dalam tiga hal umum: pertama, bahwa seks oral itu tidak higienis; kedua, bahwa tabu untuk melakukannya; tiga, bahwa seks oral bukanlah ungkapan suatu kejantanan ataupun feminitas.

Dari segi higienis, seks oral, baik cairan semen (air mani) maupun cairan vagina sebenarnya tidak berbahaya. Ini tentu saja tidak berbahaya bagi mereka yang tidak terkena penyakit menular seksual (PMS atau PHS). Setiap orang harus memastikan bahwa dirinya dan pasangannya bebas dari PMS sebelum melakukan hubungan seksual. Tidak ada penyakit yang ditularkan melalui seks oral yang tidak bisa ditularkan melalui seks dalam bentuk lainnya. Jika seseorang mengidap PMS maka pasangannya kemungkinan akan tertular apapun bentuk hubungan seks yang mereka lakukan. Singkatnya, hubungan seks di antara pasangan yang sehat adalah aman dan bersih.

Aspek higienitas lainnya yang dikhawatirkan orang adalah bau alat kelamin. Cukup dengan membersihkannya maka hubungan seks yang anda lakukan akan aman. Tidak perlu seorang wanita mandi terlebih dahulu sebelum melakukan seks oral, namun ada yang memilih untuk melakukannya. Tetapi, mandi dan bersampo bisa menghilangkan bakteri yang secara alami berguna untuk melindungi vagina. Dalam hal bau organ genital pria, seringkali baunya menyerupai bau makanan yang baru saja dimakannya. Seperti dengan kaum wanita, dengan dibersihkan maka bau tersebut sudah bisa ditanggulangi, dan di samping itu, ada orang yang merasa terangsang begitu membaui aroma alat kelamin pasangannya.

Anggapan bahwa melakukan seks oral adalah hal yang tabu telah mengurangi keinginan orang bahkan untuk sekedar mencobanya. Seks oral memang sudah cukup lama digunjingkan dan bahkan dianggap haram. Dasarnya adalah larangan agama, yang bagi beberapa kalangan masih sangat kuat melekat. Orang-orang yang menganut salah satu agama utama di Barat seringkali merasa bingung dan berdosa jika melakukan hubungan seks oral, meskipun mereka tahu bahwa hubungan seks dengan cara ini adalah aman dan suatu bentuk ekspresi seksual yang wajar. Pada akhirnya, masing-masing individu harus memutuskan dan bertindak sesuai dengan keyakinan pribadi dan ajaran agamanya masing-masing.

Bagi beberapa orang, ini bukanlah konflik dengan ajaran agamanya, namun ini adalah sebuah bentuk kompromi antara sifat maskulin dan feminin yang mereka miliki. Ada yang secara salah memahami bahwa kunilingus dan felasio adalah perilaku kaum homoseksual, meskipun itu dilakukan oleh pasangan heteroseksual. Meskipun kaum homoseksual melakukan seks oral, namun mayoritas kaum heteroseksual juga melakukan hal yang sama. Aktivitas ini sendiri bukanlah homoseksual, bukan pula heteroseksual. Selain kesalahpahaman memahami seks oral dan homoseksual, para wanita juga kadangkala merasa jika melakukan seks oral membuat mereka merasa rendah, seolah-olah mereka adalah pembantu dan inferior. Para pria juga kadangkala merasa bahwa melakukan seks oral terhadap pasangan mereka bisa mengurangi kejantanan mereka karena penis tidak terlibat di dalamnya. Para pasangan harus secara terbuka membicarakan masalah ini, dan jika perlu berkonsultasi dengan ahli terapi yang sudah berpengalaman.

Untungnya, banyak orang yang terbebas dari segala pikiran negatif tentang seks oral dan telah memilihnya sebagai bagian dari simfoni seksual mereka. Namun demikian, adalah sah-sah saja jika ada yang tidak melakukan seks oral sebagaimana mereka yang melakukannya. Seks oral, sebagaimana perilaku seks lainnya, adalah semata-mata sebuah pilihan pribadi.

Read More......