Ejakulasi adalah keluarnya semen (air mani) dari penis. Ini adalah bagian yang normal dari siklus respon seksual laki-laki. Selama hubungan seks atau masturbasi, semen berkumpul dalam duktus ejakulatorius yang terletak di ujung duktus deferens dan berkumpul di vesikula seminalis yang terletak didalam kelenjar prostat. Ketika gairah sudah mencapai puncaknya, refleks tulang belakang menyebabkan kontraksi ritmik otot halus yang terdapat pada uretra, penis dan kelenjar prostat, dan menyemburkan semen melalui uretra yang kemudian keluar dari ujung penis. Sewaktu laki-laki mencapai titik gairah tertentu, dia tidak lagi bisa mencegah ejakulasi. Perasaan seperti kehilangan kendali ini setelah kontraksi dimulai disebut dengan ejakulasi tak terhindarkan.
Pertama, kontraksi ritmis dari prostat, otot perineum dan batang penis berlangsung dengan interval 0,8 detik, yaitu sama seperti pada perempuan, dan menyebabkan semen menyembur keluar. Interval antara setiap kontraksi menjadi lebih panjang dan intensitas kontraksi berangsur-angsur berkurang setelah tiga atau empat kontraksi yang pertama.
Semen tidak muncul beberapa detik setelah ejakulasi tak terhindarkan (ejaculatory inevitability ) karena jarak yang harus ditempuh cairan seminal tersebut melalui uretra. Selama ejakulasi, sfingter interna dari kandung kemih tertutup rapat untuk memastikan bahwa cairan seminal berjalan ke arah depan dan untuk mencegah urin bercampur dengan semen.
Ejakulasi dan orgasme laki-laki bukan proses yang sama, walaupun pada kebanyakan laki-laki dan dalam kebanyakan hal kedua peristiwa ini terjadi secara bersamaan. Orgasme khusus merujuk kepada kontraksi otot yang tiba-tiba dan ritmis di bagian panggul yang melepaskan akumulasi ketegangan seksual dan menghasilkan sensasi nikmat yang intens.
Kadang-kadang ejakulasi terjadi tanpa sengaja dan diluar sepengetahuan selama tidur. Ini dikenal dengan istilah emisi nokturnal, atau dalam bahasa pergaulannya disebut dengan “mimpi basah” dan umum terjadi pada remaja laki-laki dan pemuda.
Dalam beberapa hal, proses ejakulasi yang sudah disetel dengan halus itu menjadi terganggu juga. Dalam kondisi yang disebut dengan ejakulasi membalik, kantong muskulo-membranosa tidak menutup secara baik selama ejakulasi, sehingga semen tersembur kembali ke belakang ke dalam kantong membranosa (kandung kencing). Kondisi ini umum ditemui pada laki-laki yang mengalami multipel sklerosis, diabetes, atau setelah mengalami beberapa jenis operasi prostat. Hal ini juga bisa terjadi pada laki-laki yang tidak mempunyai masalah kesehatan yang serius. Secara fisik ini tidak berbahaya, tetapi hal ini membuat si laki-laki menjadi tidak subur dan dia mungkin mengalami sensasi yang lain selama ejakulasi. Ejakulasi membalik juga dikenal dengan ‘pencapaian puncak secara kering’ (orgasme kering) karena dia mungkin mengalami orgasme, tetapi tidak ada semen yang keluar dari penis.
Ejakulasi dini atau ejakulasi cepat, adalah masalah respon seksual dimana laki-laki merasa seakan-akan tidak atau hampir tidak memiliki kendali atas saat pencapaian ejakulasi.
Ejakulasi tertunda adalah masalah respon seksual yang juga dikenal dengan ketidakmampuan ejakulasi dimana laki-laki tidak mampu berejakulasi walaupun dia terangsang cukup hebat.
Akhirnya, ejakulasi perempuan menimbulkan kontroversi diantara peneliti seksualitas. Ada sekelompok peneliti yang mencatat bahwa beberapa perempuan mengeluarkan cairan dari uretra pada saat orgasme melalui perangsangan G-spot. Menurut teori mereka, cairan ini berasal dari “prostat perempuan,” yaitu kelenjar (rudimentary ) yang mengelilingi uretra yang memiliki jaringan yang sama dengan kelenjar prostat laki-laki. Malah ada anggapan bahwa prostat perempuan adalah lokasi anatomis dari G-spot.
Tidak semua peneliti berhasil menduplikasi respon ejakulasi wanita dalam penelitian mereka, tetapi diantara mereka yang berhasil masih ada perselisihan mengenai komposisi cairan ejakulasi. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa cairan yang dikeluarkan bukanlah urin dan juga tidak mengandung urin dalam jumlah yang signifikan. Sedangkan yang lainnya bersikeras bahwa cairan itu hanyalah urin. Tidak semua perempuan mengalami respon yang mirip ejakulasi (estimasi wanita yang pernah mengalami ejakulasi berkisar antara 10 hingga 40 persen), tetapi bagi mereka yang mengalaminya, ini adalah hal yang sangat normal.
No comments:
Post a Comment