Ereksi terjadi jika jaringan pembuluh darah halus yang terdapat dalam batang penis laki-laki terisi dengan darah sehingga penis mengeras dan menjadi kaku. Rongga bunga karang (yang secara teknis dikenal sebagai Korpus kavernosus dan korpus spongiosus) sepanjang penis akan terisi darah jika mendapat rangsangan fisik, rangsangan psikologis, atau kedua bentuk rangsangan itu. Proses ini mensyaratkan bahwa pasokan darah dan hubungan saraf ke penis berfungsi secara baik.
Pembesaran pembuluh darah yang memasok darah ke penis menyebabkan membengkaknya jaringan bunga karang. Kontraksi otot yang simultan di dasar penis mencegah darah mengalir keluar melalui pembuluh darah, sehingga ereksi dapat dipertahankan. Saraf yang terdapat di dalam tulang belakang juga mengendalikan ereksi, dimana ia menerima masukan dari kontak fisik terhadap penis dan/atau daerah sekitarnya, pikiran, mimpi, atau gambar seksual, dan hormon seks.
Jika tidak mengidap penyakit gangguan ereksi, dan dengan syarat bahwa aliran darah dan impuls saraf berfungsi dengan baik, laki-laki bisa memperoleh ereksi jika terangsang secara seksual. Penting untuk diketahui bahwa ereksi dapat terjadi setiap saat. Ereksi pada laki-laki adalah fungsi yang otomatis dan normal sebagaimana halnya dengan bernapas dan pengedipan mata.
Ereksi bisa terjadi selama hanya beberapa detik tetapi bisa juga terjadi untuk periode yang berangsur-angsur menjadi semakin lama. Seiring dengan semakin senjanya umur laki-laki, yaitu awal 50-an tahun dan terlebih-lebih sewaktu berumur 60-an dan 70-an, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ereksi, bahkan dengan perangsangan secara langsung sekalipun, dan ereksinya tidak sekeras seperti semasa remaja. Ini adalah bagian yang normal dari proses penuaan, tetapi hal ini menimbulkan stres karena laki-laki mengukur kejantanan atau kemampuan untuk memuaskan pasangan dengan kekerasan dan kecepatan dia bisa mendapat ereksi. Tetapi mereka yang lebih tua memiliki kelebihan daripada yang masih muda karena biasanya mereka memiliki kendali ejakulasi yang lebih besar, dan oleh karena itu mereka bisa mempertahankan ereksi untuk waktu yang lebih lama tanpa merasakan desakan ejakulasi seperti pada mereka yang masih muda. Kelebihan ini tidak dirasakan mereka yang mengalami masalah dengan prostat karena mereka sering mengalami kebocoran pada suplai darah yang diperlukan untuk mempertahankan ereksi, sehingga mungkin mengalami ejakulasi yang lebih lemah.
Semua laki-laki kadang-kadang mempertanyakan ukuran penis mereka dan mereka ingin tahu apakah ukurannya memadai dalam arti seksual. Meskipun menjadi masalah yang umum, ukuran ereksi seorang laki-laki tidak mempengaruhi kemampuannya untuk memuaskan pasangannya atau dirinya sendiri. Malah, perasaan khawatir tentang ukuran penis secara kontinyu justru bisa mempengaruhi kemampuan dia untuk mencapai ereksi, dan untuk memberi dan menerima kenikmatan. Jarang ada hubungan antara ukuran penis yang lemas dan ukurannya pada saat ereksi. Penis lemas berukuran kecil bisa menjadi berukuran cukup besar pada saat ereksi, sedangkan penis lemas yang besar kadang-kadang hanya berubah sedikit dalam ukurannya. Penis pada saat ereksi biasanya berukuran panjang 12,5 cm sampai 17,5cm dengan diameter berkisar antara 3,1 sampai 3,75cm. Tentu saja penis bisa berukuran lebih besar atau lebih kecil daripada kisaran itu.
Biasanya penis laki-laki sedikit membengkok pada saat ereksi. Sedikit banyaknya penis membengkok bervariasi antar setiap laki-laki, tetapi biasanya ini tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada saat melakukan kegiatan seksual. Pembengkokkan yang sangat nyata terjadi dalam kondisi yang dikenal sebagai penyakit Peyronie. Walaupun belum pasti, tetapi diperkirakan bahwa ini disebabkan oleh jaringan yang keras, berserat dan meradang yang terdapat di dalam batang penis dan biasanya berawal dari rasa sakit pada saat ereksi akibat meregangnya jaringan penil yang meradang. Seiring bertambah buruknya penyakit, rasa sakit mulai menghilang, lalu berkembanglah jaringan berserat yang menyebabkan penis membengkok ke arah kiri, kanan, atau ke atas. Mayoritas kasus penyakit Peyronie membutuhkan perawatan medis dan biasanya bisa disembuhkan.
Gangguan erektil yang lain, priapismus, adalah ereksi penis yang kontinyu dan patologis. Biasanya priapismus disebabkan faktor non-seksual seperti penyakit pada urat syaraf tulang belakang, leukemia atau penyakit sel bulan sabit dan, menurut beberapa laporan, karena penggunaan kokain. Kadang-kadang ia terjadi tanpa penyebab yang jelas. Pada gangguan ini, percepatan aliran darah yang menyebabkan ereksi tidak bisa mengalir keluar dari penis dengan cara biasa karena mekanisme pelepasannya telah dirusak oleh penyakit ini atau dipengaruhi oleh obat atau faktor tak diketahui lainnya. Penyakit ini sangat menyakitkan dan kadang-kadang membutuhkan operasi jika perawatan melalui pengobatan tidak berhasil.
Keadaan non-medis tertentu, seperti perangsangan penis dengan cara yang menyakitkan, atau gangguan emosional seperti rasa takut, marah, bersalah, kecemasan, atau rasa malu bisa menyebabkan laki-laki kehilangan ereksi atau mencegah dia untuk memperoleh ereksi. Masalah emosional dan kecemasan akan kehilangan ereksi umumnya justru menjadi penyebab laki-laki mengalami kesulitan ereksi.
Jika seorang secara berulang-kali mengalami kesulitan untuk memperoleh atau mempertahankan ereksi, maka dia tidak perlu merasa khawatir. Selama sepuluh tahun terakhir telah banyak dipelajari tentang pengobatan masalah ereksi.
Langkah pertama adalah untuk menghubungi urologis yang kompeten yang bisa menjalankan pemeriksaan diagnostik yang diperlukan untuk menentukan apakah faktor medis turut terlibat dalam masalah ini. Disamping menjalankan evaluasi urologi yang lengkap, si laki-laki bersama pasangannya perlu berkonsultasi dengan seorang psikoterapis yang mengkhususkan diri dalam terapi seksual. Apapun penyebab masalah ereksi (medis, psikologis, atau dalam beberapa hal kedua-duanya), maka seperti dalam semua perubahan fungsi yang normal, mungkin terdapat dampak emosional pada si laki-laki dan pasangannya. Dengan cara berkonsultasi, rasa takut dan kesalahpahaman yang belum terungkapkan dari kedua belah pihak bisa dieksplorasi, sehingga menghasilkan harga diri yang lebih tinggi dan komunikasi yang lebih baik.
Read More......