Ejakulasi Dini biasanya dengan mudah terdeteksi oleh seorang laki-laki atau pasangannya, tetapi selama bertahun-tahun kalangan profesional merasa kesulitan untuk mendefinisikannya secara jelas. Definisi yang sederhana adalah bahwa ejakulasi dini adalah ejakulasi yang terjadi sebelum si laki-laki merasa siap. Sebagaimana dikatakan Helen Kaplan, M.D. dan profesional lainnya, fenomena ini bisa terjadi karena si laki-laki tidak sadar bahwa dia akan berejakulasi. Dan sekalipun ia bisa merasakan bahwa dia akan berejakulasi, dia tidak bisa mengendalikan atau menunda prosesnya. Ejakulasi adalah refleks otomatis pada saat mencapai tingkat rangsangan tertentu. Pengendalian refleks ejakulasi mengharuskan si laki-laki untuk mengenal dan mengatur jumlah rangsangan yang dia alami sehingga dia tidak mencapai tingkat rangsangan yang memicu ejakulasi sebelum dia menginginkannya. Ada satu titik tertentu yang tidak memungkinkan pembalikan proses, yaitu titik ejakulasi tak terhindarkan, dan jika titik ini dilampaui maka ejakulasi terjadi secara otomatis. Jadi untuk menunda ejakulasi si laki-laki harus belajar mengendalikan jumlah penerimaan rangsangan seks agar dia tidak mencapai titik ejakulasi tak terhindarkan sebelum dia siap.
Mereka yang mengalami ejakulasi dini seringkali mempertanyakan tentang maskulinitas mereka dan kehilangan kepercayaan diri dalam kemampuan seksual mereka dimana hal ini sering menimbulkan rasa rendah diri. Istilah “ejakulator dini” menandakan bahwa si laki-laki seakan-akan “kurang berkembang” atau “belum sepenuhnya dewasa”. Dalam membahas kondisi ini kalangan terapis lebih menyukai istilah “ejakulator cepat”, tetapi walaupun ini lebih halus, istilah ini masih menandakan bahwa ia ada gangguan atau perlu disalahkan. Masalah yang sebenarnya bukanlah penderitanya tetapi keluarannya, yaitu ejakulasi yang lebih cepat daripada yang diinginkan.
Ejakulasi dini, dan perasaan negatif si laki-laki (atau pasangannya) terhadap hal ini, seringkali bisa menyebabkan bertambah buruknya konflik yang sudah ada. Dalam beberapa kasus, ejakulasi dini dan perasaan emosionil tentang hal ini, jika tidak dibicarakan secara terbuka bisa menimbulkan konflik hubungan yang serius dan lebih banyak masalah seksual, seperti kesulitan ereksi dan penurunan gairah seksual terhadap salah satu atau kedua belah pihak.
Ejakulasi dini bisa terjadi pada laki-laki dengan berbagai umur dan latar belakang sosioekonomi yang berbeda-beda. Ada laporan yang menyebutkan terjadinya ejakulasi dini pada laki-laki tanpa gangguan psikologis dan pada mereka yang menderita stres kecemasan yang hebat. Kondisi medis atau alasan fisik jarang menjadi penyebab ejakulasi dini. Tetapi jika seorang yang sebelumnya tidak pernah mengalami masalah ini, tetapi tiba-tiba menderita ejakulasi dini, maka sebaiknya dia menemui seorang urolog untuk menentukan apakah adanya penyakit atau masalah neurologis.
Dalam kebanyakan kasus ejakulasi dini, si penderita selama bertahun-tahun merasa khawatir dan cemas dengan kemampuannya untuk mengendalikan ejakulasi, yang mungkin berawal dari hubungan seksnya yang pertama atau di masa sebelumnya. Beberapa terapis berpikir bahwa remaja laki-laki di luar kesadaran, oleh karena pengalaman pertama dalam kehidupan seks mereka, belajar untuk berejakulasi secara cepat. Pengalaman pertama masturbasi yang dilakukan dengan cepat untuk merasakan kembali perasaan enak dari orgasme (atau supaya tidak dipergoki), atau melakukan hubungan seks dengan terburu-buru di jok belakang mobil, atau di sofa ruang keluarga, bisa memberikan kontribusi pada remaja untuk belajar berejakulasi secara cepat diluar sepengetahuan dirinya.
Penting untuk diketahui bahwa wajar dan normal bagi laki-laki untuk mengalami ejakulasi dini. Sebagai contoh, jika dia tidak mengalami hubungan seks selama jangka waktu tertentu, atau baru memulai hubungan seksual dengan pasangan yang baru, dia mungkin mengalami kehilangan kendali. Ejakulasi dini akibat hal ini biasanya cepat berlalu dan dalam waktu yang singkat dia sudah kembali ke tingkat kendali yang lama.
Faktor psikologis, seperti takut untuk gagal, atau masalah hubungan cinta, seperti rasa marah terhadap pasangan, turut mempengaruhi berkurangnya kendali ejakulasi laki-laki. Ada berbagai teori tentang penyebab psikologis ejakulasi dini dan setiap teori memiliki pendekatan terapisnya masing-masing untuk membantu mengembalikan daya kendali penderitanya. Terapis yang sedang merawat seorang pria, atau seorang pria dengan pasangannya, seringkali mengangkat hal ini selama berlangsungnya perawatan. Tetapi perawatan utama terhadap kendali ejakulasi adalah membantu si laki-laki, dengan berbagai teknik, untuk secara berulang-kali memusatkan perhatiannya pada sensasi erotis yang semakin hebat sewaktu dia mendekati pencapaian orgasme. Dengan meningkatkan kesadaran dia tentang pertambahan sensasi nikmat dia lebih mampu untuk menentukan kemajuan dia dalam mencapai orgasme dan ejakulasi. (Catatan: orgasme dan ejakulasi adalah dua peristiwa yang berbeda, yang disebabkan oleh sistem yang berbeda dalam tubuh laki-laki, walaupun mereka biasanya terjadi pada waktu yang bersamaan. Istilah orgasme umumnya digunakan jika sedang membicarakan ejakulasi laki-laki. Secara teknis, orgasme hanyalah puncak rasa nikmat yang intens yang biasanya menyusul setelah seorang laki-laki terangsang hebat secara seksual. Ejakulasi adalah istilah yang dipakai untuk peristiwa menyemburnya cairan, yaitu ejakulat, dari ujung penis.) Dia belajar untuk lebih bisa memahami dan mengendalikan apa yang dulunya berada di luar kendali. Memusatkan perhatian pada pertambahan sensasi erotis yang akan berujung ke orgasme terbukti menjadi metode yang paling berhasil dalam membantu pria dan pasangannya dalam mengatasi ejakulasi dini. Metode ini lebih baik daripada berusaha mengabaikan sensasi tersebut (dengan memusatkan perhatian pada skor pertandingan sepak bola, memakai dua kondom, atau mengoleskan krim pemati sensasi pada penis.)
Pendekatan ini untuk pertama kalinya dikembangkan Dr. J. Semens pada 1956 dan dimodifikasi antara lain oleh William Masters dan Virginia Johnson pada akhir 1960-an dan awal 1970-an. Perawatan terhadap ejakulasi dini atau masalah seksual lainnya bersifat sangat individuil. Individu atau pasangan yang menginginkan bantuan terhadap masalah seksual dianjurkan untuk membaca lebih banyak tentang hal itu dan, jika masalah itu berlanjut, mencari bantuan ke terapis seks yang terlatih. Banyak terapis terdaftar yang bersedia membantu laki-laki dan/atau pasangan dalam mengatasi masalah mereka.
No comments:
Post a Comment