Tabu mengacu pada tindakan-tindakan yang dilarang oleh agama atau adat istiadat. Istilah tabu berarti terlarang. Diskusi ini terpusat pada tabu seksual, yaitu tindakan-tindakan seksual yang telah dilarang karena akibat negatif atau berbahaya pada masyarakat. Beberapa perilaku seksual telah menjadi tabu sejak lama hingga sekarang. Perilaku ini termasuk tindakan seperti perkosaan dan hubungan seks sedarah, seperti halnya parafilia, pedofilia (penyiksaan seksual pada anak-anak oleh orang dewasa), nekrofilia (rangsangan seksual dari melihat atau berhubungan intim dengan mayat), dan bestialiti (hubungan seks dengan binatang). Perilaku-perilaku seksual lainnya yang dulu tabu dan tidak lagi, walaupun masih tidak diterima sebagai alami atau normal termasuk masturbasi, seks oral atau anus, homoseksualitas, beberapa bentuk ikatan, dan melakukan hubungan intim dengan wanita yang sedang haid.
Hubungan seks sedarah (insest) adalah sebuah perilaku yang dianggap tabu dan melanggar hukum pada hampir seluruh masyarakat. Hubungan seks sedarah mengacu pada bentuk kontak seks manapun (seks oral, anal atau vagina, mencabuli, atau masturbasi) antara anggota keluarga. Definisi anggota keluarga dapat berbeda-beda, namun biasanya melingkupi tidak hanya orang tua dan saudara kandung, tapi juga kakek-nenek, paman dan bibi, keponakan, saudara tiri, dan pada kebanyakan kasus, sepupu. Tabu hubungan seks sedarah dianggap untuk melindungi keluarga dan masyarakat dari akibat negatif perkawinan dalam, dulu biasa dilakukan di kalangan bangsawan Eropa dan masyarakat lainnya.
Masturbasi telah lama menjadi tabu, namun sekarang dianggap sebagai hal yang normal oleh hampir semua kalangan medis dan sosial. Bahkan kebanyakan orang dalam masyarakat kita sekarang mengerti bahwa masturbasi merupakan perilaku seksual umum yang tidak berbahaya. Beberapa penelitian dalam beberapa tahun terakhir mengindikasikan bahwa sikap mengenai masturbasi telah mengendur dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya. Bahkan dengan penerimaan yang meningkat akan masturbasi sebagai pengalaman normal seksualitas manusia, bukannya tidak umum bagi orang-orang dari semua tingkatan umur untuk memiliki kekhawatiran, pertanyaan, dan rasa bersalah akan pengalaman memuaskan diri sendiri. Pemikiran seseorang untuk memberi kepuasan pada dirinya sendiri melalui beberapa bentuk rangsangan fisik langsung telah menjadi sumber kontroversi bagi beberapa generasi. Beberapa agama telah menganggap tabu seksual ini sebagai tindakan yang tidak alami karena tidak memiliki tujuan reproduksi. Yang lain lebih memfokuskan pada hubungan seks yang benar sebagai persatuan tubuh dan jiwa dari pasangan suami istri.
Walaupun menstruasi merupakan bagian yang normal dari daur reproduksi wanita, hal ini merupakan sumber dari banyak salah pemahaman dan dianggap tabu. Menstruasi merupakan peluruhan lapisan dalam rahim yang terbentuk bulan sebelumnya. Hal ini terjadi sekali sebulan pada kebanyakan wanita berusia antara 12 dan 48 tahun. Pada jaman dahulu, wanita yang sedang menstruasi dianggap tidak bersih dan dapat mencemari makanan yang dimasaknya, atau menyebabkan panen menjadi gagal. Alasan utama untuk tabu ini sepertinya ketakutan akan darah. Sepertinya tabu menstruasi diselenggarakan oleh orang-orang yang menghubungkan daur bulanan seorang wanita dengan pergantian pasang-surut, perubahan musim, dan kejadian-kejadian alam lainnya yang masih merupakan misteri bagi mereka.
Takhyul dan tabu seputar daur bulanan wanita ini terus berlanjut dalam masyarakat masa kini. Takhyul yang umum pada kebudayaan barat adalah berjalan dibawah tangga akan membawa nasib buruk. Mitos ini sepertinya berevolusi dari jaman dahulu saat orang tidak mau berjalan dibawah jembatan kalau-kalau ada wanita haid sedang ada disekitarnya karena takut darah wanita tersebut akan menetes ke kepala mereka. Kepercayaan bahwa proses normal menstruasi adalah kotor atau jahat masih ada dalam ekspresi-ekspresi miring bahwa wanita tersebut memiliki “kutukan” atau “sedang kotor”. Hal ini sering dianggap oleh pria dan wanita sebagai cacat fisik atau emosi yang menyebabkan wanita inferior terhadap pria, dan banyak pasangan yang menganggap bersetubuh saat haid sangat berantakan dan jorok serta menghindari kegiatan-kegiatan intim untuk alasan kesehatan, walaupun secara medis dianggap tidak perlu.
Bestialiti dan nekrofilia merupakan tabu seksual yang sangat kuat dan terlarang oleh seluruh agama besar di dunia. Mereka dianggap melanggar hukum hampir di seluruh negara di dunia. Secara sejarah, alasan utama untuk menentang perilaku ini dihubungkan dengan kenyataan bahwa hal tersebut bukan merupakan tindakan prokreasi. Lebih jauh lagi, hubungan seksual antara manusia dan hewan atau mayat melanggar konsep bahwa hubungan seks yang benar hanya dilakukan oleh pasangan yang suami istri. Pada masyarakat yang lebih modern telah ditemukan beberapa dari bentuk tindakan ini karena ketakutan akan menyebarkan penyakit, dan karena seseorang yang ingin melakukan tabu yang melanggar norma dan hukum ini mendapati ijin dari pasangan seks mereka.
No comments:
Post a Comment