Sunday, November 19, 2006

Vagina

Vagina adalah organ seks dalam wanita yang dimulai dari luar pada mulut vagina dan memanjang kira-kira 6 sampai 10 cm ke dalam, berakhir pada mulut rahim. Vagina terdiri dari tiga lapis jaringan. Mukosa adalah lapisan pada permukaan yang dapat disentuh. Mukosa terdiri dari membran mukosa dan merupakan permukaan yang mirip dengan lapisan dalam mulut. Tidak seperti lapisan mulut yang mulus, vagina memiliki keriput dan lipatan-lipatan. Lapisan setelah itu adalah lapisan otot. Lapisan paling dalam ketiga terdiri dari jaringan ikat fibrosa yang berhubungan dengan struktur-struktur anatomi lainnya.

Dalam kondisi tidak terangsang, vagina berbentuk seperti pipa yang kempis, sisi-sisinya saling berhimpitan. Vagina bukanlah sebuah lubang atau tempat yang selalu terbuka, seperti yang sering dipikirkan oleh pria dan wanita. Namun merupakan potensial ruangan. Karena jaringan otot yang dimilikinya, vagina memiliki kemampuan untuk melebar dan menyempit (berkontraksi), seperti balon, sehingga bayi dapat melewatinya pada saat kelahiran, atau menyesuaikan diri untuk memuat tampon, jari, atau penis ukuran apa saja.

Dinding dalam dari vagina itu sendiri tidak memiliki jumlah ujung saraf yang banyak, karenanya tidak begitu sensitif terhadap sentuhan. Bagian luar dari vagina, khususnya dekat bukaan, mengandung hampir 90% dari seluruh ujung-ujung saraf vagina dan karenanya lebih sensitif terhadap sentuhan dibandingkan dengan duapertiga bagian lainnya.

Selama mengalami kenikmatan seksual, tetesan-tetesan cairan muncul disepanjang dinding vagina dan akhirnya menutupi seluruh sisi vagina. Jaringan vagina tidak mengandung cairan kelenjarnya sendiri, melainkan dipenuhi oleh pembuluh darah, yang ketika penuh oleh darah sebagai hasil dari rangsangan seksual, menekan jaringan, memaksa cairan alami jaringan mengalir melalui dinding-dinding vagina. Cairan ini bukan hanya tanda adanya rangsangan seksual, namun juga berperan sebagai pelumas untuk hubungan senggama bila hal itu memang akan terjadi. Tanpa pelumas alami ini, atau pelumas buatan, seorang wanita akan merasakan senggama menjadi sangat menyakitkan.

Terkadang proses pelebaran dan pelumasan vagina tidak terjadi persis seperti yang digambarkan atau seperti yang diinginkan wanita. Sebab-sebab terlalu sedikitnya pelumas vagina dapat berupa fisik, emosional, atau kombinasi keduanya. Secara fisik, misalnya, bisa jadi hasil dari kekurangan hormon, atau infeksi atau kista dalam vagina. Terkadang pada wanita yang menggunakan pil KB dengan kadar progesteron tinggi dapat mengalami kurangnya pelumas vagina. Dalam kasus-kasus lain, masalah emosional dalam hubungan dengan pasangan dapat menjadi alasan sedikitnya cairan pelumas vagina. Dalam situasi seperti ini, perasaan dapat menghalangi tanggapan alami fisik. Pengalaman sejenis ini umum terjadi. Pasangan mungkin dapat mengatasi situasi ini secara sendiri, atau mungkin dapat membantu untuk membicarakannya dengan ahlinya.

Pelumasan vagina berkurang sejalan dengan bertambahnya umur, namun hal ini merupakan perubahan fisik yang biasanya tidak berarti adanya masalah fisik atau psikologis. Setelah menopause, tubuh memproduksi lebih sedikit estrogen, yang - kecuali jika diganti melalui terapi pengganti - menyebabkan dinding-dinding vagina menipis secara nyata. Vagina juga cenderung menjadi sedikit lebih pendek dan sempit, dan memakan waktu lebih lama untuk menghasilkan pelumas yang tidak begitu banyak. Vagina juga kehilangan kemampuannya untuk melebar semudah biasanya saat terangsang. Seorang wanita yang tidak menggunakan pengganti estrogen dapat menggunakan pelumas buatan, dan melakukan pemanasan lebih lama dapat membantu wanita pasca menopause menghindari sakit saat senggama.

Terkadang setelah kelahiran anak vagina seorang wanita dapat kehilangan elastisitas beberapa otot, menjadi longgar, dan terasa lebih lebar. Bagi beberapa wanita hal ini berarti mereka tidak merasakan kenikmatan yang dulu dirasakan dari penis pasangannya yang bersentuhan dengan dinding-dinding vagina. Sang pasangan juga dapat merasakan hal ini karena dia tidak dipegang begitu mantap oleh vagina. Ada beberapa olahraga khusus yang dapat dilakukan wanita setelah kelahiran bayi untuk menguatkan dan mengencangkan otot-otot disekitar vagina serta meningkatkan kemampuan dan perasaan. Dalam olahraga ini si wanita dilatih untuk mengkontraksi otot-otot yang digunakan untuk menghentikan aliran kencing pada saat buang air. Tahan kontraksi ini selama 3-5 detik, ulangi 10 kali dalam satu seri, dan seri ini biasanya diulangi beberapa kali dalam sehari. Kontraksi sukarela ini dapat juga dilakukan pada saat bersetubuh, dan beberapa pria dan wanita menyukai hal ini.

No comments: