Sunday, June 25, 2006

Pelecehan Seksual Pada Remaja

Remaja yang mengatakan bahwa mereka mengalami pelecehan seksual lebih cenderung untuk minum minuman keras, merokok, menggunakan obat-obatan terlarang, mengalami masalah makan, atau melaporkan bahwa mereka lebih sering memikirkan bunuh diri, daripada remaja lainnya.

Sebagai salah satu faktor resiko masalah kesehatan mental, “kekerasan seksual tidak ada hubungannya dengan status finansial, kekerasan fisik atau usia,” kata Dr. Linda M. Barthauer dari Strong Children?s Research Center di University of Rochester, New York.

Para remaja yang mengaku mengalami pelecehan seksual juga lebih cenderung mengatakan mereka telah tidak mendapat perawatan medis yang diperlukan dan berada pada tingkat kesehatan yang sedang hingga buruk. Namun dari semua yang melaporkan pelecehan seksual, hanya 27% wanita dan 26% pria yang telah pernah mendiskusikan pelecehan tersebut dengan seorang dokter atau petugas perawat kesehatan.

Laporan kekerasan seksual diperoleh dari 5,760 pelajar kelas 5 SD sampai kelas 12 (III SMA), yang merespon pertanyaan, “Apakah Anda pernah dilecehkan secara seksual?” dalam sebuah kuesioner tahun 1997 tentang kesehatan umum para siswa.

Penelitian ini patut diperhatikan secara khusus, karena “penemuan tersebut berlaku bagi anak laki-laki dan perempuan,” kata Barthauer. “Namun studi pelecehan seksual terhadap anak laki-laki sangat sedikit dilakukan,”

Pelecehan seksual tampaknya memiliki efek luas, dan kelihatannya relatif biasa?10% anak perempuan dan 4% anak laki-laki melaporkan tentang pelecehan seksual pada kuesioner?Barthauer yakin bahwa para dokter anak harus secara rutin menanyakan pasien mereka yang masih muda-muda itu tentang hal tersebut.

“Pertanyaan itu dapat diajukan dengan sangat hati-hati,” kata Barthauer. “sehingga hal tersebut tidaklah menimbulkan trauma, dan sebenarnya sangat membantu dan menyembuhkan” untuk menanyakan secara pribadi kepada seorang remaja tentang pelecehan seksual. Pengetahuan bahwa seorang anak muda telah dilecehkan secara seksual juga bisa membantu menolong perilaku risiko tinggi atau masalah kesehatan mental yang mana dokter dapat membantu menangani.

Karena ada kewajiban untuk melapor, beberapa dokter berkeberatan untuk menanyakan tentang kekerasan seksual, tambah Barthauer. Namun ia mencatat bahwa paling tidak kebanyakan pasien dapat dianjurkan mengikuti program konseling di sekolah.

Barthauer dan Karen M. Wilson, spesialis kesehatan masyarakat, menunjukkan hasil penemuan mereka pada pertemuan tahunan gabungan antara Pediatric Academic Societies dan American Academy of Pediatrics.

Read More......

Saturday, June 24, 2006

Risiko wanita gonta-ganti pasangan

Makin banyak pasangan seks seorang wanita, dia akan makin berisiko terinfeksi virus penyakit menular seksual (PMS). Bukan hanya itu, risikonya juga akan makin tinggi terserang kanker mulut rahim (serviks). Hal ini terungkap dari hasil studi yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Amerika Serikat belakangan ini.

Penelitian ini dilakukan oleh Profesor Anna-Barbara Moscicki dan rekan-rekannya. Menurutnya, risiko infeksi human papilloma virus (HPV) akan meningkat sepuluh kali lipat setiap kali seorang wanita melakukan hubungan seks dengan pasangan baru dalam sebulan. Para ilmuwan dari Universitas California, San Francisco, ini menegaskan hal tersebut setelah mempelajari kehidupan seks 800 wanita yang pernah mendatangi klinik KB tahun 1990.

Hasil riset tersebut dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association, edisi Juni 2001 ini. Disebutkan, lebih dari separo wanita muda yang aktif melakukan seks akan terinfeksi oleh HPV dalam tiga tahun berikut. Lima tahun kemudian, sekitar 30% di antaranya akan memperlihatkan tanda-tanda berubahnya sel-sel mulut rahim.

Perubahan ini disebut lesi intra-epitelial ukuran kecil (LSIL ? low-grade intra-epithelial lesion). Dikatakan, kemungkinan infeksi berubah menjadi LSIL selama tahun pertama setelah terinfeksi HPV cukup tinggi. Namun, perubahan itu sendiri pada dasarnya masih bersifat jinak. Akan tetapi, ada kemungkinan lesi tersebut langsung mengalami perkembangan menjadi kanker mulut rahim.

Sedangkan infeksi PMS tidak akan meningkatkan risiko LSIL. Menurut peneliti tersebut, harus ada faktor-faktor perilaku dan biologis yang berperan agar risiko tersebut meningkat, misalnya kebiasaan merokok setiap hari.

Yang menarik ialah penemuan bahwa bahwa, bagi sebagaian besar wanita yang masih muda, infeksi HPV tidak selalu berlangsung seumur hidup. Bertentangan dari pendapat lama, virus ini ternyata dapat hilang dengan sendirinya dalam tiga tahun.

Selain itu juga ditemukan bahwa, dalam tiga tahun, sebanyak 55% wanita yang aktif melakukan hubungan seks akan terinfeksi HPV meskipun sebelumnya tidak pernah mengalaminya. Infeksi virus herpes simpleks dan kutil kelamin dapat meningkatkan risiko tersebut.

Karena itu, para pakar sangat menganjurkan agar wanita senantiasa berpikir dua kali untuk melakukan hubungan seks dengan pasangan baru. Pakar ini juga menganjurkan agar, tindakan pencegahan selalu ditempuh apabila kemungkinan di atas terjadi. Soalnya, seks yang aman sangat penting untuk mencegah penularan PMS dan risiko yang menyertainya.

Read More......

Kehamilan saudara sekandung pengaruhi sikap remaja

Faktor keluarga memang punya pengaruh yang cukup besar bagi seseorang, apalagi di usia remaja. Para peneliti dari University of California di San Diego menemukan bahwa sikap dan tingkah laku para remaja, pria maupun wanita, sangat dipengaruhi oleh umur pernikahan saudara perempuannya.

Bila para remaja tersebut memiliki lebih dari satu saudara perempuan yang telah menjadi orangtua di usia remaja, mereka akan berisiko tinggi untuk menjalani kehidupan seks pada usia dini. Hasil ini didapat dari suatu survei yang dilakukan terhadap 1.510 remaja kulit hitam dan keturunan Latin antara usia 11-17 tahun yang memiliki paling tidak satu saudara perempuan yang hamil atau telah menjadi orangtua.

Para gadis remaja yang memiliki dua saudara perempuan atau lebih yang telah melahirkan di usia remaja, ternyata lebih cenderung punya masalah di sekolah, menunjukkan perilaku nakal atau memakai obat bius atau alkohol. Mereka juga bersikap lebih permisif terhadap seks dan kehamilan pada wanita muda.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Mungkin hal tersebut diakibatkan oleh perasaan cemburu karena perhatian lebih besar yang diberikan pada saudara perempuannya yang telah melahirkan anak. Akibatnya mereka lalu meluapkan emosi dengan menggunakan obat bius, melakukan hubungan seks atau mendapat nilai buruk di sekolah.

Bagi para remaja pria yang dua saudara perempuannya atau lebih melahirkan ketika remaja, ternyata lebih cenderung untuk berganti-ganti pasangan seks dan menunjukkan perilaku nakal.

Tapi pengaruh ini memang agak berbeda pada wanita dibanding pria. Pengaruhnya cenderung lebih kuat pada saudara kandung sejenis dibanding saudara kandung lawan jenis, dan wanita akan lebih cenderung mengikuti peran yang dimainkan oleh saudara perempuannya sebagai orangtua.

Dari hasil temuan ini, para peneliti berkesimpulan bahwa anak-anak dari keluarga yang telah mengalami beberapa kehamilan usia remaja, juga berisiko lebih tinggi untuk menjadi orangtua saat remaja. Mereka berharap agar hasil temuan ini bisa digunakan untuk mengenali para gadis remaja yang berisiko untuk mengalami kehamilan di usia remaja.

Read More......

Friday, June 23, 2006

Fantasi seks sangat lazim dan bermanfaat

Menurut sebuah studi, ternyata sebagian besar pria maupun wanita mempunyai fantasi-fantasi seks tentang orang lain di luar pasangan atau pacarnya. Mereka memperoleh hasrat seksual dengan membayangkan suatu aktivitas seks bersama orang tersebut.

Hal ini diungkapkan dua orang peneliti dalam The Journal of Sex Research, edisi Juni 2001 lalu. Dalam tulisan tersebut peneliti ini mendefinisikan fantasi seks sebagai bayangan mental yang dapat menimbulkan gairah seksual atau erotis yang dialami seseorang ketika sedang sadar. Fantasi itu dapat berupa cerita atau pikiran yang melayang-layang tentang suatu kegiatan seksual.

Menurut peneliti utamanya, Dr. Thomas V. Hicks, sebanyak 87% pesertanya yang saat itu mempunyai pasangan mengaku bahwa dirinya mempunyai fantasi seperti itu dua bulan belakangan ini. Yang paling banyak adalah pria (98%) dibanding wanita (80%).

Pakar dari Universitas Vermont di Burlington, Amerika Serikat, ini menegaskan bahwa jelas fantasi seperti ini sangat umum dialami pria maupun wanita yang telah menjalin hubungan. Apakah hal itu dapat diterima atau tidak, mereka mustahil menghindarinya.

Hicks dan rekannya Dr. Harold Leitenberg melakukan survei terhadap 349 mahasiswa dan karyawan berusia antara 18 dan 70 tahun. Mereka ingin tahu seberapa sering orang mempunyai fantasi seks tentang seseorang di luar pasangannya.

Untungnya, menurut Hicks, fantasi seks tersebut tidak selalu otomatis meningkatkan kemungkinan seseorang berselingkuh. Namun, menurut studi tersebut, orang yang mengaku pernah berselingkuh juga mempunyai jumlah fantasi seks yang lebih tinggi tentang orang lain.

Umumnya, pria mempunyai kemungkinan yang lebih besar mempunyai fantasi seks ketimbang wanita. Kemungkinan ini tetap tinggi meskipun berbagai faktor telah diatasi, seperti lamanya hubungan dengan pasangan sekarang, jumlah pasangan seks sebelumnya, pernah-tidaknya berselingkuh sebelumnya, dan status sosio-ekonominya.

Disebutkan juga bahwa ada kaitan antara banyaknya pasangan seks sebelumnya dan fantasi tentang orang tersebut. Dalam hal ini, wanita jauh lebih banyak berfantasi tentang pasangan seks masa lalunya.

Hicks mengatakan bahwa umumnya orang tidak sadar mereka sebenarnya sering berfantasi tentang orang lain meskipun mereka telah mempunyai pasangan. Ia menambahkan bahwa pasangan tersebut dapat memanfaatkannya untuk makin mempererat hubungannya apabila mereka sudah kenal perbedaan dan kesamaan antara apa saja yang dapat menimbulkan gairah seksnya lewat fantasi tersebut.

Juga ia menekankan bahwa fantasi ini sama sekali tidak salah. Ia juga menganjurkan agar ahli terapi menegaskan hal ini kepada begitu banyak orang yang sering merasa bersalah karena membayangkan dirinya melakukan hubungan seks dengan orang yang bukan pasangannya. Rasa cemburu pasangan pun tidak perlu timbul karena fantasi seks seperti ini.

Singkatnya, menurutnya, fantasi seks seperti ini adalah hal yang sangat wajar. Itu bukanlah tanda ketidaksetiaan. Malah, fantasi tersebut sering sangat bermanfaat untuk memacu gairah seks seseorang ketika melakukan hubungan seks dengan pasangannya sendiri.

Read More......

Wednesday, June 21, 2006

Penyakit Psikis Seksual - Mashokisme

Kata masokisme berasal dari nama orang A. Secher Masoch. Ia adalah seorang sastrawan dari Austris yang hidup tahun 1836 - 1895. Dalam karyanya ia menulis tentang penyimpangan seksual. Mashokisme merupakan lawan dari sadisme. Pada mashokisme, orang mendapatkan kepuasan seksual dan merasakan orgasme dengan jalan melakukan siksaan secara fisik dan mental pada dirinya sendiri. Banyak ahli mengatakan bahwa sadisme banyak terjadi pada pria, sedangkan mashokisme lebih banyak terjadi pada wanita. Penyebab mashokisme antara lain orang tersebut merasa bersalah dan berdosa terhadap bekas kekasihnya atau pengalaman yang buruk ketika masa kecil.

Read More......

Gay

Gay adalah istilah yang dipakai untuk menunjuk orang-orang yang menunjukkan bukan hanya orientasi seksual kelamin sejenis dan pilihan seksual (misalkan: pria yang berhubungan seks dengan pria), namun juga meliputi gaya hidup yang berdasarkan orientasi tersebut. Dalam kata lain, kaum gay telah “tidak malu-malu lagi”, dimana dulunya mereka hanya sembunyi-sembunyi atau mengaku normal dalam segi seksual namun berhubungan seks atau ingin berhubungan dengan kaum sejenis. Gay kadang-kadang dibedakan dari homoseksual dalam menegaskan aspek-aspek kebudayaan, sosial dan identitas dari homoseksualitas. Meskipun dalam tahun-tahun belakangan istilah gay semakin sering digunakan untuk menunjuk kaum pria dan wanita yang berorientasikan seks sejenis, biasanya istilah ini dipakai pada pria. Memang, banyak organisasi lesbian menolak istilah gay ini dan membatasinya hanya untuk kaum pria, meskipun pandangan ini mungkin kurang umum pada kaum wanita lesbian yang lebih muda. Dalam sejarah, istilah gay berasal dari kata kuno “gai” yang artinya bersemangat tinggi dan periang. Sejak abad ke tujuhbelas, istilah ini menunjuk pada perilaku seorang pria playboy atau pria kota idaman.
Pada abad ke 19, istilah itu telah sampai juga pada wanita yang kehilangan moralnya. Istilah gay tidak mencapai puncak status istilah yang dipilih untuk para individu homoseks yang terang-terangan sampai pada akhir tahun 1950-an dan permulaan 1960-an. Istilah ini mulai sering dipakai pada tahun 1970-an dan benar-benar menjadi kata baku untuk kaum gay dan non-gay pada tahun 1980-an.

Para pria gay telah menetapkan sebuah kebudayaan baru yang tersendiri. Sebenarnya kebudayaan bawah tanah gay di Amerika Serikat dan di tempat lainnya telah berlangsung lama, tetapi epidemi AIDS yang dimulai pada tahun 1980-an telah benar-benar mendorongnya ke permukaan. Pada tahun-tahun belakangan, kebudayaan bawah tanah ini telah menjadi sorotan baik oleh umum maupun para pakar ilmu sosial dan kemanusiaan. Memang, para pakar bidang gay sekarang merupakan orang-orang penting antar bidang yang sekarang disebut Ilmu Gay (Gay studies). Bidang penelitian dan komentar sosial ini sering mengambil perspektif yang membangun budaya sosial, yang kadang-kadang disebut sebagai “teori aneh (queer theory)”. Penggunaan yang disengaja seperti istilah “queer (aneh)” atau “faggot (banci)” di dalam sub budaya para gay mencerminkan suatu usaha untuk menegaskan penerimaan diri dan menyangkal ejekan/cemooh dan penolakan yang diderita oleh para kaum homoseksual dalam masyarakat luas. Gerak jalan Gay Pride (Kaum Gay yang Bangga) merupakan ekspresi dari usaha diantara para gay untuk menegaskan ( baik bagi mereka sendiri maupun ke pihak non-gay) hak mereka untuk menjadi gay dan kebanggaan mereka serta diterimanya orientasi sex mereka dan berbagai “pandangan” sub-budaya ( misalnya berbagai rekreasi dan gaya hidup sub-kelompok). Sedangkan para sarjana, banyak diantara mereka yang gay, telah memberikan perhatian semakin besar terhadap sub-budaya gay kulit putih, sub-budaya gay diantara orang-orang kulit berwarna hanya menerima sedikit perhatian.

Masyarakat gay terdiri dari sejumlah institusi budaya dan sosial, termasuk klub-klub sosial dan politik, pusat-pusat masyarakat, bisnis, toko-toko buku, penerbitan-penerbitan, dan media-media lain, cafe-cafe, bar-bar, tempat-tempat rekreasi dan hiburan lainnya, kelompok-kelompok sosial dan kelompok-kelompok terapi, pendidikan kesehatan dan struktur pelayanan, dan lingkungan-lingkungan yang dibatasi geografis. Juga termasuk jaringan-jaringan dan kelompok-kelompok sosial, begitu pula dengan keluarga-keluarga atau pasangan yang sudah menikah. Karena orientasi seks mereka, para gay dan lesbian sering memilih untuk bersosialisasi dengan satu sama lain di bermacam tempat umum, seperti bar dan caf魣af鮊

Karena adanya homofobia (rasa takut terhadap kaum homo) atau diskriminasi anti-gay di kota-kota kecil dan daerah-daerah terpencil, para gay cenderung berpindah dan membentuk masyarakat yang mudah dikenal di kota-kota besar dan, yang tidak begitu nyata di kota-kota yang tidak terlalu besar. Di 12 kota-kota terbesar di Amerika Serikat, penelitian menunjukkan bahwa 16 persen dari individu menunjukkan adanya ketertarikan atau nafsu terhadap jenis kelamin yang sama, dan 9 persen menyatakan bahwa mereka adalah gay atau AC-DC (mau dengan pria dan wanita), dibandingkan dengan hanya 7,5 persen dan 1 persen orang di daerah terpencil. San Francisco, New York, Chicago dan Los Angeles tampaknya memiliki kumpulan kaum gay terbesar di Amerika Serikat. Di kota-kota tersebut dan pusat-pusat kota lainnya, kaum gay sering memilih untuk tinggal di lingkungan seperti daerah Castro di San Francisco, Desa Greenwich di New York, Los Angeles Barat, dan New town di Chicago. Lingkungan yang banyak dihuni oleh penduduk gay kadang-kadang disebut sebagai “gay ghettos (daerah kumuh gay)” atau “gay-friendly (daerah baik untuk gay)”.

Dalam sejarah, kaum gay merupakan kategori sosial yang membawa aib dalam masyarakat AS. Di banyak negara bagian dan kota-kota, seorang gay dapat secara resmi ditolak untuk mendapatkan tempat tinggal, pekerjaan, dan akomodasi umum karena orientasi seks-nya. Sebagai balasannya, banyak gay telah menciptakan organisasi-organisasi untuk mengangkat hak-hak mereka, hampir sama seperti apa yang telah dilakukan Afrika Amerika dan minoritas lain selama tahun 1950-an dan 1960-an dan apa yang dilakukan para wanita pada tahun 1970-an dan 1980-han. Pemberontakan Stonewall pada tahun 1969 di New York City merupakan kejadian penting yang secara kualitatif melebarkan aktivitas politik yang telah mulai tumbuh di kalangan gay sejak permulaan tahun 1950-an. Kejadian ini adalah tindakan spontanitas dan aksi perlawanan terhadap serangan polisi terhadap Stonewall Inn, bar gay yang terkenal di desa Greenwich. Hari kebanggaan Gay (Gay Pride Day) dirayakan pada bulan Juni di kota-kota di Amerika untuk merayakan “Stonewall - Rebellion”. Setelah itu, hak-hak kaum gay dipasalkan melalui disahkannya undang-undang hak-hak sipil di Portland, Oregon dan St. Paul Minnesota pada tahun 1974, di San Francisco pada tahun 1978, di Los Angeles dan Detroit pada tahun 1979, dan di kota New York pada tahun 1986. Wisconsin mengesahkan hukum hak-hak gay pada tahun 1981.

Sebagai balasan, penyanyi Anita Bryant dan pengabar injil di TV Jerry Falwell memimpin kampanye anti homoseksual yang berperan pada dicabutnya hak-hak kaum gay di Miami pada tahun 1977 dan kemudian di St. Paul dan Wichita. Para Gay telah membentuk berbagai organisasi termasuk “Lambda Legal Defense and Education Fund, The National Gay and Lesbian Task Force”, dan Proyek Names (yang turut bersedih atas mereka yang meninggal akibat AIDS). Kemenangan-kemenanganpun diraih oleh kaum gay termasuk naiknya jumlah badan dan perusahaan yang menyediakan asuransi kesehatan bagi pasangan seks sejenis dan bantuan lainnya. Pada tingkatan politik, banyak gay dan lesbian bekerja saling membantu. Penelitian - penelitian tentang pola pemilihan menemukan bahwa 3,2 persen pemilih tingkat nasional mengaku bahwa diri mereka adalah gay, lesbian atau biseksual. Pada daerah-daerah perkotaan, angka ini meningkat menjadi 8 persen.

Banyak Gay juga ingin memiliki hubungan yang diakui secara legal sebagai pernikahan sesama jenis/sex. Sekarang ini, gay tidak (dalam banyak hal), memiliki hak resmi untuk membuat keputusan mengenai kesehatan, hukum, dan keuangan atas nama pasangannya, bilamana diperlukan. Lebih jauh lagi, mereka mungkin tidak mempunyai akses terhadap asuransi kesehatan pegawai atau tunjangan pensiun. Epidemi AIDS telah mendorong banyak gay - sering dalam kerjasama dengan kaum lesbian dan kaum heteroseksual yang maju - untuk menggerakkan program pencegahan HIV dan pengembangan pelayanan kesehatan dan pilihan perawatan bagi orang-orang yang hidup dengan AIDS, dan menentang diskriminasi terhadap orang-orang yang tertular HIV. Masyarakat gay memainkan peranan penting dalam mendorong perubahan-perubahan pada pendanaan pemerintah untuk penelitian dan pelayanan HIV/AIDS, dan mempercepat akses ke arah terapi-terapi baru HIV/AIDS.

Read More......

Seks oral sebarkan HIV?

Selama ini seks oral dianggap hanya memiliki sedikit risiko untuk menularkan penyakit HIV/AIDS. Namun sebuah penelitian baru di Inggris dan AS membuktikan bahwa anggapan ini sebenarnya salah besar.

Terbukti dari sebuah penelitian terhadap kaum homoseksual di Inggris dan AS, menemukan bahwa seks oral sebenarnya malah bertanggung jawab menyebabkan infeksi HIV lebih dari 80%.

Bukan hanya itu, penyakit menular seksual (PMS) lainnya, seperti sifilis dan gonore juga bisa menyebar dari satu orang ke orang lain lewat seks oral. Hal ini terlihat dari banyaknya orang yang cenderung tidak mau menggunakan kondom saat berhubungan seks oral.

Para pakar kesehatan umum merasa khawatir akan keacuhan publik dalam menyikapi bahaya AIDS yang terkait dengan praktek tersebut. Termasuk jarang dilakukannya seminar-seminar yang membahas tentang hal ini, mengingat topik ini tabu untuk dibicarakan.

Sebuah laporan dari Public Health Laboratory Service (PHLS) menyimpulkan bahwa orang-orang sebaiknya menyadari bahaya yang tengah mereka hadapi. Dr. Barry Evans, pakar penyakit kelamin berkata, “Saat ini masih banyak orang yang tidak menyadari bahaya dari seks oral. Padahal banyak sekali kasus HIV yang disebarkan lewat seks oral, yakni sekitar 30 hingga 50 kasus di Inggris.”

Dr. Evans menekankan bahwa selain seks oral, penyebaran HIV memang paling mungkin terjadi lewat hubungan seks anal dan vagina. Beberapa penelitian mengkonfirmasi bahwa seks anal yang dilakukan tanpa pelindung merupakan aktivitas yang berisiko tinggi, karena menyebabkan penyebaran virus HIV di kalangan pria homoseks hingga lebih dari 90%.

Read More......

Mana Yang Lebih Kuat: Dorongan Seks Atau Cinta?

Dalam diri manusia, mana sebenarnya yang lebih kuat: dorongan seks atau cinta? Pertanyaan ini agaknya akan muncul terus dan menjadi perdebatan abadi.

Menurut sebagian orang, dorongan seks lebih kuat daripada dorongan cinta. Pria umumnya tidak mau membuang-buang kalau ada kesempatan untuk melakukan seks. Orang bisa mencintai si A, namun ingin melakukan seks dengan si B. Cinta sulit didefinisikan dan berbeda-beda bagi setiap orang.

Namun, menurut pakar, semua ini tergantung pada usia. Orang muda akan mencari seks, sedangkan yang sudah tua akan lebih terfokus pada cinta. Semua ditentukan oleh pengalaman dan lamanya seseorang menjalani hubungan. Usia 20-an lebih banyak menekankan seks. Saat ini, dorongan seks lebih menggebu-gebu dan kadar hormon sangat tinggi. Orang tidak mau terikat dengan orang lain.

Sedangkan menurut sebagian yang lain, keinginan manusia yang paling besar ialah dicintai. Seks hanyalah bahan bakar agar cinta makin hangat. Orang dapat menikmati seks hanya demi nafsu. Orang tidak perlu mencintai orang lain untuk berhubungan seks. Orang dapat melakukan hubungan seks dengan orang yang tidak dikenal. Itu tidak berarti dia merasa dicintai atau saling mencintai setelah kegiatan tersebut selesai.

Awalnya memang orang melihat fisik. Dulu, wanita menawarkan seks untuk merasakan cinta dan pria mengaku mencintai wanita untuk memperoleh seks. Namun, pandangan ini sekarang sudah berubah. Nilai spiritual telah ditambahkan ke dalam ikatan fisik. Cinta ada dalam kepala dan hati. Mungkin sebagian orang mencoba mencari cinta melalui seks. Itulah yang melahirkan anggapan bahwa dorongan seks lebih kuat. Namun, sebenarnya cintalah yang mendorong dan memotivasi kita untuk menjalin hubungan dan menjadi bagian dari hidup orang lain.

Bagaimanapun, dorongan cinta tetap lebih kuat. Sekalipun keinginan seks telah terpenuhi melalui orgasme, orang masih membutuhkan pelukan kasih sayang dan perhatian. Cinta menghasilkan kegembiraan dalam diri orang. Sekalipun orang suka bertualang dan tampaknya dia mengejar seks, sebenarnya cintalah yang dia dambakan.

Yang menarik, kini AIDS telah banyak mengubah pandangan tersebut. Orang lebih cenderung mencari hubungan, persahabatan, dan ikatan cinta kasih yang kokoh. Selain itu, orang tidak akan merasa harga dirinya hilang karena tidak melakukan hubungan seks. Harga diri ini justru akan hancur apabila orang tidak merasa dicintai.

Read More......

Monday, June 19, 2006

Menopause

Menopause merupakan transisi fisik alamiah yang dialami oleh setiap wanita saat dia bertambah umur. Sering diterjemahkan secara bebas sebagai berhenti menstruasi terakhir dalam hidup seorang wanita. Hal ini menekankan transisi yang tiba-tiba dan komplit, walaupun proses sebenarnya berjalan lumayan perlahan. Walaupun kebanyakan wanita mengalami perubahan ini antara usia 48 dan 52, beberapa yang lain berhenti haid pada akhir 30-an atau awal 40-an, dan yang lain terus mengalami haid hingga pertengahan 50-an. Proses menuju menopause dimulai dengan perlambatan fungsi indung telur, biasanya lima tahun sebelum periode menstruasi terakhir, dan perubahan-perubahan fisik dan emosi tambahan selama beberapa tahun setelah haid terakhir. Selama masa ini, ada perubahan dalam keseimbangan hormon, dengan pengurangan jumlah estrogen yang diproduksi indung telur. Akhirnya, ada tingkat produksi estrogen yang begitu rendah sehingga haid menjadi tidak teratur, dan akhirnya berhenti. Saat daur menstruasi berhenti, tingkat progesteron juga menurun. Bersama-sama, hormon-hormon ini mempengaruhi dan mengatur beberapa fungsi fisik dan emosi, dan dengan perubahan kadar keduanya, banyak wanita mengalami lebih dari penghentian haid.
Menopause menyebabkan beberapa perubahan fisik yang dapat mempengaruhi fungsi seksual seorang wanita. Berkurangnya kadar estrogen dan progesteron saat dan setelah menopause menyebabkan lapisan dinding vagina menjadi tipis dan lebih keras. Sebagai tambahan, produksi cairan vagina turun, menambahkan rasa tidak nyaman saat bersetubuh. Terapi pengganti estrogen dapat membantu menghadapi perubahan-perubahan ini pada banyak wanita, namun resikonya dapat melebihi keuntungannya bagi wanita yang menderita penyakit peredaran darah, kanker payudara, atau kanker rahim. Estrogen buatan atau krim, yang mengandung dosis estrogen lebih rendah dan digunakan dalam periode lebih pendek, merupakan pilihan lain untuk menjaga kelangsungan hidup vagina. Bagi para wanita yang tidak dapat, atau memilih untuk tidak menggunakan pengobatan estrogen, pelembab vagina dapat mengurangi kekeringan vagina saat berhubungan intim.

Menopause bukan berarti tanda berakhirnya rasa tertarik atau aktifitas seksual seorang wanita, seperti yang sering diduga dimasa lalu. Bukan hilangnya estrogen, tetapi kepercayaan dan sikap terhadap seks dan menopause, atau pertambahan usia, yang sepertinya penting bagi keinginan dan aktifitas seksual. Dalam tahun-tahun belakangan ini telah menjadi jelas bahwa bukan hanya ketertarikan dan kapasitas akan seks meningkat setelah menopause, tapi banyak wanita yang melaporkan meningkatnya kenikmatan seks karena kekhawatiran akan kehamilan yang tidak direncanakan tidak lagi menjadi masalah.

Beberapa wanita mengalami hal ini sebagai transisi yang mulus dengan sedikit ketidaknyamanan fisik, dimana beberapa wanita yang lain mengalami banyak gejala-gejala yang tidak nyaman seperti rasa panas, keringat tengah malam, perubahan mood, pendarahan berat tidak teratur, pengeroposan tulang, dan pengeringan vagina (yang dapat menyebabkan hubungan intim yang menyakitkan). Sebanyak 80% wanita mengalami menopause dengan reaksi fisik negatif. Wanita mengalami gejala yang lebih buruk lagi bila mereka tengah berada dibawah stres emosi yang sangat kuat atau mempunyai kebiasaan makan tertentu yang melibatkan konsumsi kafein dalam jumlah besar, gula, atau konsumsi alkohol. Rasa panas merupakan masalah paling tidak nyaman yang sering dikeluhkan wanita. Walaupun kebanyakan wanita mengalami rasa panas ini selama dua atau tiga menit, beberapa yang lain mengalaminya lebih lama, bahkan sampai satu jam. Kira-kira 80% wanita yang mengalami menopause mengalami rasa panas, dan bagi kira-kira 40% wanita tersebut gejalanya menjadi sangat berat sehingga mereka mencari pertolongan medis.

Beberapa wanita telah menandai bahwa minum kopi atau alkohol terkadang dapat mendatangkan rasa panas. Beberapa wanita menemukan bahwa gejala-gejala tertentu dapat mereda dengan bantuan terapi pengganti hormon, yang berupa beberapa variasi estrogen, progesteron, dan androgen. Sebagai tambahan terhadap terapi hormon, ramuan lain yang telah terbukti membantu depresi, rasa terganggu, dan tegang yang dialami beberapa wanita adalah penggunaan triptofan (asam amino yang memiliki efek penenang, secara alami terdapat pada susu panas, daging, ikan tongkol, ayam, telur, dan bayam), teh herbal ringan (seperti teh melati diminum sebelum tidur), olahraga teratur, dan terapi relaksasi.

Seperti halnya masalah-masalah kesehatan mana saja, menopause adalah pengalaman hidup yang dapat ditentramkan dengan perawatan tubuh yang baik, olahraga dan makan yang sehat. Gandum murni, polong-polongan, sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, porsi kecil daging, dan minyak tak jenuh lebih baik daripada diet yang penuh garam, gula, kafein, alkohol, produk susu (sumber kalsium bagus lainnya seperti sayuran hijau, kedelai, ikan, dan kaldu ayam dari tulangnya), serta lemak.

Menopause prematur dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya adalah operasi pengangkatan kedua indung telur sebagai bagian dari histerektomi untuk mengobati kanker indung telur atau kanker lain pada sistem reproduksi, endometriosis berat, infeksi yang mengancam kelangsungan hidup, atau untuk melindungi wanita dari kemungkinan kanker dimasa depan. Kira-kira 5% wanita mewarisi kecenderungan menopause awal dari ibunya dan dilahirkan dengan beribu-ribu lebih sedikit telur dari kebanyakan wanita. Yang lain mewarisi kelainan autoimun dimana sistem imunisasi tubuh mereka merusak sel-sel indung telur untuk alasan yang tidak diketahui. Wanita-wanita ini cenderung mengalami menopause awal dan serangkaian gejala daripada kebanyakan wanita.

Efek samping yang tidak menyenangkan dari menopause dapat diperkuat dengan arti menopause itu terhadap wanita. Beberapa wanita mungkin melihat hal ini sebagai tanda menjadi tua; yang lain menyesali hilangnya masa-masa bisa mengandung anak. Tahap kehidupan ini dapat terjadi pada saat bersamaan dengan perubahan-perubahan dalam hidup lainnya: anak-anak mungkin masuk perguruan tinggi, orang tua menjadi tua dan membutuhkan lebih banyak perawatan, dan wanita mengalami kehilangan kerabat atau pasangan. Pengalaman menopause dapat ditentramkan dengan melihatnya dalam konteks bahwa ada stres lain yang dapat terjadi dalam hidup seorang wanita. Seringkali membiarkan diri sendiri menangisi kehilangan yang dialami akan menawarkan beberapa keredaan untuk menyesuaikan diri ke dalam fase hidup normal ini. Menemukan seseorang yang perhatian untuk berbicara, seperti wanita lebih tua yang telah melalui transisi ini dengan sukses, mungkin dapat menolong. Pendekatan alternatif yang menargetkan tantangan-tantangan fisik, medis, dan emosional yang menemani menopause dapat memudahkan transisi menjadi hal yang menyenangkan hati dan pikiran.

Menopause pria merupakan konsep yang lumayan baru yang mengacu kepada semacam krisis psikologis atau emosional yang terjadi pada beberapa pria di usia 40-an, 50-an, atau awal 60-an. Karena pria tidak mengalami menstruasi, menopause terdengar seperti istilah yang kurang pantas untuk fenomena pria ini. Juga disebut sebagai krisis tengah umur. Menopause pria atau krisis tengah umur biasanya menunjukkan diri sendiri dalam bentuk gejala-gejala depresi tanpa sebab-sebab yang jelas, cerminan kuat akan arah hidup seseorang atau bahkan masa depan, dan mungkin beberapa perubahan sifat dan tingkah laku.

Seperti halnya penurunan produksi estrogen pada wanita saat menopause, begitu juga produksi testosteron pada pria dimasa ini. Konsekuensi fisik tidak begitu serius dibandingkan wanita, namun beberapa pria memang mengalami perubahan. Hal ini termasuk lamanya mencapai ereksi, ejakulasi yang dirasa kurang kuat, dan periode refraktori lebih lama (setelah ejakulasi, waktu yang dibutuhkan seorang pria untuk bisa berejakulasi lagi). Kebanyakan pria juga mengalami penurunan kekuatan dan daya tahan secara bertahap. Di pihak lain, kendali ejakulasi cenderung meningkat, dan pria tetap dapat menyebabkan kehamilan. Lebih jauh lagi, olahraga teratur dapat memerangi sebagian besar dari penurunan kekuatan dan daya tahan.

Bagi beberapa pria, perubahan fisik pada saat ini menandakan ancaman terhadap kejantanan dan kemaskulinan mereka, ditandai dengan stres psikologis dan perubahan perilaku. Ada beberapa pria yang melihat masa ini sebagai ancaman yang sangat besar sampai-sampai mereka mencari jalan untuk membuktikan kemudaan, kekuatan, dan kejantanan mereka dengan cara mencari pasangan seks sebanyak-banyaknya, atau dengan melakukan kegiatan fisik yang berlebihan.

Tidak semua pria mengalami menopause pria, dan dari mereka yang mengalaminya, hanya sekitar 25% yang terkena efeknya. Jangka waktu krisis tengah umur ini berbeda-beda. Bisa dikonsentrasikan dalam beberapa bulan, atau dapat berlanjut selama bertahun-tahun. Umumnya, memiliki keluarga yang mendukung dan pengertian serta mampu mendiskusikan kekhawatiran yang sedang berlangsung akan menolong pria mengatasi hal ini.

Read More......

Monday, June 12, 2006

Seks Pra-remaja Sebagai Target Kampanye AIDS

AIDS merupakan epidemi yang sangat merajalela dan merenggut nyawa banyak orang di seluruh dunia. Salah satu faktor penyebarannya ialah hubungan seks dini, sebagaimana terjadi di Afrika Selatan. Anak-anak di negara ini mulai melakukan hubungan seks sebelum usia remaja. Karena itu, kelompok usia ini dipandang sebagai sasaran yang tepat kampanye pemberantasan AIDS. Caranya ialah dengan mengajak mereka menunda pengalaman seks berisiko tersebut.

Kampanye pemberantasan AIDS tersebut baru-baru ini digalakkan oleh lembaga Lovelife di Afrika Selatan. Lembaga ini berpendapat, kunci pemberantasan epidemi HIV/AIDS ini sebenarnya terletak di tangan penduduk sendiri. Sedangkan tindakan yang sangat dituntut ialah penundaan aktivitas seks, selain pendidikan seks.

Di dunia, usia rata-rata penduduk memulai hubungan seks adalah 17 hingga 17,5 tahun. Namun, menurut catatan lembaga ini, di Afrika Selatan orang sudah mulai melakukan hubungan seks pada usia 12 tahun. Padahal, usia resmi penduduk dianggap dewasa ialah 16 tahun.

Dapat dibayangkan, risiko penularan HIV tersebut cukup tinggi. Lebih parah lagi, tingkat pemerkosaan di negara ini termasuk salah satu yang tertinggi di dunia. Selain itu, pendidikan seks sangat terbatas. Bahkan ada juga mitos bahwa hubungan seks dengan perawan dapat menyembuhkan pria dari penyakit ADIS. Malah, penyakit menular seksual yang dapat memperlemah sistem imunitas tubuh juga telah tersebar dimana-mana.

Menurut statistik yang dihimpun dari klinik-klinik umum, HIV yang menjadi penyebab ADIS ini lebih banyak ditemukan di kalangan remaja wanita. Sedangkan dari segi umur, angka tertinggi penderita AIDS ditempati penduduk berusia 24 dan 25 tahun. Lebih dari empat juta (dari 40 juta) penduduk telah terinfeksi HIV. Diperkirakan, angka ini akan naik menjadi 10 juta dalam satu dekade mendatang.

Itulah sebabnya LoveLife bertekad menjadikan penduduk berusia 12-17 sebagai sasaran kampanye pemberantasan AIDS. Kelompok usia ini juga menjadi sasaran program pendidikan dan penyadaran seks. Tujuannya ialah untuk menurunkan angka di atas hingga setengah di kalangan kelompok usia ini dalam lima tahun mendatang.

Soalnya, meskipun melakukan hubungan seks dalam usia yang sangat muda, sebenarnya mereka sering belum paham dengan fungsi-fungsi tubuhnya. Karena itu, mereka didorong untuk bertanya tentang masalah-masalah seks dan seksualitasnya. Lembaga ini bermaksud menyadarkan orang tentang ancaman yang mereka hadapi dengan menunda aktivitas seksual yang terlalu dini. Soalnya, hubungan seks tanpa pelindung akan meminta korban. Karena itu, mereka juga disadarkan untuk menggunakan kondom atau alat kontrasepsi lainnya.

Read More......