Wednesday, June 21, 2006

Gay

Gay adalah istilah yang dipakai untuk menunjuk orang-orang yang menunjukkan bukan hanya orientasi seksual kelamin sejenis dan pilihan seksual (misalkan: pria yang berhubungan seks dengan pria), namun juga meliputi gaya hidup yang berdasarkan orientasi tersebut. Dalam kata lain, kaum gay telah “tidak malu-malu lagi”, dimana dulunya mereka hanya sembunyi-sembunyi atau mengaku normal dalam segi seksual namun berhubungan seks atau ingin berhubungan dengan kaum sejenis. Gay kadang-kadang dibedakan dari homoseksual dalam menegaskan aspek-aspek kebudayaan, sosial dan identitas dari homoseksualitas. Meskipun dalam tahun-tahun belakangan istilah gay semakin sering digunakan untuk menunjuk kaum pria dan wanita yang berorientasikan seks sejenis, biasanya istilah ini dipakai pada pria. Memang, banyak organisasi lesbian menolak istilah gay ini dan membatasinya hanya untuk kaum pria, meskipun pandangan ini mungkin kurang umum pada kaum wanita lesbian yang lebih muda. Dalam sejarah, istilah gay berasal dari kata kuno “gai” yang artinya bersemangat tinggi dan periang. Sejak abad ke tujuhbelas, istilah ini menunjuk pada perilaku seorang pria playboy atau pria kota idaman.
Pada abad ke 19, istilah itu telah sampai juga pada wanita yang kehilangan moralnya. Istilah gay tidak mencapai puncak status istilah yang dipilih untuk para individu homoseks yang terang-terangan sampai pada akhir tahun 1950-an dan permulaan 1960-an. Istilah ini mulai sering dipakai pada tahun 1970-an dan benar-benar menjadi kata baku untuk kaum gay dan non-gay pada tahun 1980-an.

Para pria gay telah menetapkan sebuah kebudayaan baru yang tersendiri. Sebenarnya kebudayaan bawah tanah gay di Amerika Serikat dan di tempat lainnya telah berlangsung lama, tetapi epidemi AIDS yang dimulai pada tahun 1980-an telah benar-benar mendorongnya ke permukaan. Pada tahun-tahun belakangan, kebudayaan bawah tanah ini telah menjadi sorotan baik oleh umum maupun para pakar ilmu sosial dan kemanusiaan. Memang, para pakar bidang gay sekarang merupakan orang-orang penting antar bidang yang sekarang disebut Ilmu Gay (Gay studies). Bidang penelitian dan komentar sosial ini sering mengambil perspektif yang membangun budaya sosial, yang kadang-kadang disebut sebagai “teori aneh (queer theory)”. Penggunaan yang disengaja seperti istilah “queer (aneh)” atau “faggot (banci)” di dalam sub budaya para gay mencerminkan suatu usaha untuk menegaskan penerimaan diri dan menyangkal ejekan/cemooh dan penolakan yang diderita oleh para kaum homoseksual dalam masyarakat luas. Gerak jalan Gay Pride (Kaum Gay yang Bangga) merupakan ekspresi dari usaha diantara para gay untuk menegaskan ( baik bagi mereka sendiri maupun ke pihak non-gay) hak mereka untuk menjadi gay dan kebanggaan mereka serta diterimanya orientasi sex mereka dan berbagai “pandangan” sub-budaya ( misalnya berbagai rekreasi dan gaya hidup sub-kelompok). Sedangkan para sarjana, banyak diantara mereka yang gay, telah memberikan perhatian semakin besar terhadap sub-budaya gay kulit putih, sub-budaya gay diantara orang-orang kulit berwarna hanya menerima sedikit perhatian.

Masyarakat gay terdiri dari sejumlah institusi budaya dan sosial, termasuk klub-klub sosial dan politik, pusat-pusat masyarakat, bisnis, toko-toko buku, penerbitan-penerbitan, dan media-media lain, cafe-cafe, bar-bar, tempat-tempat rekreasi dan hiburan lainnya, kelompok-kelompok sosial dan kelompok-kelompok terapi, pendidikan kesehatan dan struktur pelayanan, dan lingkungan-lingkungan yang dibatasi geografis. Juga termasuk jaringan-jaringan dan kelompok-kelompok sosial, begitu pula dengan keluarga-keluarga atau pasangan yang sudah menikah. Karena orientasi seks mereka, para gay dan lesbian sering memilih untuk bersosialisasi dengan satu sama lain di bermacam tempat umum, seperti bar dan caf魣af鮊

Karena adanya homofobia (rasa takut terhadap kaum homo) atau diskriminasi anti-gay di kota-kota kecil dan daerah-daerah terpencil, para gay cenderung berpindah dan membentuk masyarakat yang mudah dikenal di kota-kota besar dan, yang tidak begitu nyata di kota-kota yang tidak terlalu besar. Di 12 kota-kota terbesar di Amerika Serikat, penelitian menunjukkan bahwa 16 persen dari individu menunjukkan adanya ketertarikan atau nafsu terhadap jenis kelamin yang sama, dan 9 persen menyatakan bahwa mereka adalah gay atau AC-DC (mau dengan pria dan wanita), dibandingkan dengan hanya 7,5 persen dan 1 persen orang di daerah terpencil. San Francisco, New York, Chicago dan Los Angeles tampaknya memiliki kumpulan kaum gay terbesar di Amerika Serikat. Di kota-kota tersebut dan pusat-pusat kota lainnya, kaum gay sering memilih untuk tinggal di lingkungan seperti daerah Castro di San Francisco, Desa Greenwich di New York, Los Angeles Barat, dan New town di Chicago. Lingkungan yang banyak dihuni oleh penduduk gay kadang-kadang disebut sebagai “gay ghettos (daerah kumuh gay)” atau “gay-friendly (daerah baik untuk gay)”.

Dalam sejarah, kaum gay merupakan kategori sosial yang membawa aib dalam masyarakat AS. Di banyak negara bagian dan kota-kota, seorang gay dapat secara resmi ditolak untuk mendapatkan tempat tinggal, pekerjaan, dan akomodasi umum karena orientasi seks-nya. Sebagai balasannya, banyak gay telah menciptakan organisasi-organisasi untuk mengangkat hak-hak mereka, hampir sama seperti apa yang telah dilakukan Afrika Amerika dan minoritas lain selama tahun 1950-an dan 1960-an dan apa yang dilakukan para wanita pada tahun 1970-an dan 1980-han. Pemberontakan Stonewall pada tahun 1969 di New York City merupakan kejadian penting yang secara kualitatif melebarkan aktivitas politik yang telah mulai tumbuh di kalangan gay sejak permulaan tahun 1950-an. Kejadian ini adalah tindakan spontanitas dan aksi perlawanan terhadap serangan polisi terhadap Stonewall Inn, bar gay yang terkenal di desa Greenwich. Hari kebanggaan Gay (Gay Pride Day) dirayakan pada bulan Juni di kota-kota di Amerika untuk merayakan “Stonewall - Rebellion”. Setelah itu, hak-hak kaum gay dipasalkan melalui disahkannya undang-undang hak-hak sipil di Portland, Oregon dan St. Paul Minnesota pada tahun 1974, di San Francisco pada tahun 1978, di Los Angeles dan Detroit pada tahun 1979, dan di kota New York pada tahun 1986. Wisconsin mengesahkan hukum hak-hak gay pada tahun 1981.

Sebagai balasan, penyanyi Anita Bryant dan pengabar injil di TV Jerry Falwell memimpin kampanye anti homoseksual yang berperan pada dicabutnya hak-hak kaum gay di Miami pada tahun 1977 dan kemudian di St. Paul dan Wichita. Para Gay telah membentuk berbagai organisasi termasuk “Lambda Legal Defense and Education Fund, The National Gay and Lesbian Task Force”, dan Proyek Names (yang turut bersedih atas mereka yang meninggal akibat AIDS). Kemenangan-kemenanganpun diraih oleh kaum gay termasuk naiknya jumlah badan dan perusahaan yang menyediakan asuransi kesehatan bagi pasangan seks sejenis dan bantuan lainnya. Pada tingkatan politik, banyak gay dan lesbian bekerja saling membantu. Penelitian - penelitian tentang pola pemilihan menemukan bahwa 3,2 persen pemilih tingkat nasional mengaku bahwa diri mereka adalah gay, lesbian atau biseksual. Pada daerah-daerah perkotaan, angka ini meningkat menjadi 8 persen.

Banyak Gay juga ingin memiliki hubungan yang diakui secara legal sebagai pernikahan sesama jenis/sex. Sekarang ini, gay tidak (dalam banyak hal), memiliki hak resmi untuk membuat keputusan mengenai kesehatan, hukum, dan keuangan atas nama pasangannya, bilamana diperlukan. Lebih jauh lagi, mereka mungkin tidak mempunyai akses terhadap asuransi kesehatan pegawai atau tunjangan pensiun. Epidemi AIDS telah mendorong banyak gay - sering dalam kerjasama dengan kaum lesbian dan kaum heteroseksual yang maju - untuk menggerakkan program pencegahan HIV dan pengembangan pelayanan kesehatan dan pilihan perawatan bagi orang-orang yang hidup dengan AIDS, dan menentang diskriminasi terhadap orang-orang yang tertular HIV. Masyarakat gay memainkan peranan penting dalam mendorong perubahan-perubahan pada pendanaan pemerintah untuk penelitian dan pelayanan HIV/AIDS, dan mempercepat akses ke arah terapi-terapi baru HIV/AIDS.

No comments: