Pria kini mulai sadar seperti apa rasanya apabila mereka dijadikan sebagai obyek seks. Ternyata, menurut pakar psikologi, mereka tidak senang dengan predikat baru ini. Banyak pria merasa jengkel dan marah karena majalah-majalah dan iklan memasang gambar dan foto pria dengan otot yang menonjol dan perut yang rata dan kencang.
Peneliti dari London School of Economics melakukan riset baru-baru ini dengan memperlihatkan beberapa foto pria kepada 140 pria remaja dan dewasa dengan usia 15 hingga 35 tahun. Semua foto ini digunakan untuk iklan pakaian dalam serta losion cukur dan untuk sampul majalah. Lalu, pria remaja dan dewasa ini diminta memberi tanggapan.
Menurut peneliti ini, sekitar setengah di antaranya merasa sangat terintimidasi dengan gambar-gambar tersebut. Mereka merasa stres, jengkel dan tidak bisa menerimanya. Beberapa bahkan sangat marah. Mereka merasakan semacam ketidakadilan. Hanya kurang dari sepertiga di antaranya tidak merasa terganggu dengan foto tersebut.
Menurut peneliti tersebut, fenomena “pria sempurna” baru muncul delapan tahun terakhir. Barangkali, keinginan untuk menampilkan pria sempurna ini didorong oleh lahirnya budaya homoseksual. Gambaran pria seperti ini tidak pernah ditemukan sepuluh tahun lalu. Ini merupakan fenomena baru yang harus dihadapi pria.
Gambar pria sebenarnya telah sering ditampilkan begitu menarik sebelum ini. Namun, yang baru ialah bahwa gambar belakangan ini memperlihatkan pria sebagai obyek untuk dipandang dan dinikmati. Ini tidak beda jauh dengan yang sering dialami wanita selama ini. Menurut peneliti tersebut, akar persoalan ini semua harus dicari dalam budaya homoseksual. Dia menganjurkan agar orang lebih sadar dengan pengaruh gambaran tersebut terhadap diri pria. Menurutnya, masyarakat kini cenderung jauh lebih mengandalkan budaya “penampilan”.
No comments:
Post a Comment